Penjual Batu Akik di Tayu dan Dukuhseti Pati Menjamur

3


Salah satu penjual batu akik di Ngagel.

Tayu, Harianjateng.com – Demam batu akik di Kabupaten Pati kini tak hanya di kota-kota saja, namun juga menyebar di pelosok-pelosok desa. Tak heran, jika di Pati bagian utara, banyak sekali penjual batu akik di Tayu dan Dukuhseti Kabupaten Pati menjamur. Dua kecamatan tersebut sejak beberapa bulan terakhir demam akik juga ramai dan muncul penjual, pengrajin dadakan serta kolektor batu akik.
Animo masyarakat tampaknya tak hanya berhenti pada mencintai dan memburu saja. Bahkan, banyak warga di Kecamatan Tayu dan Kecamatan Dukuhseti mendirikan kios dan tempat khusus pembuatan batu akik. Mereka sengaja membuat toko-toko di pinggir Jalan Raya Tayu-Puncel agar mudah didatangi para pecinta batu akik dan juga mudah aksesnya. (Baca juga: Zaskia Gotik Dihadiahi Batu Akik Bupati Gorontalo).
Demam batu akik tidak hanya di Kabupaten Pati, namun di batu akik Rembang, batu akik Blora, batu akik Jepara, batu akik Demak, batu akik Grobogan, batu akik Semarang bahkan batu akik di Jawa Tengah sampai saat ini banyak sekali yang sudah dijual di toko-toko.
Bak meteor, para penjual batu akik membuka kios dan memamerkan gemelap batu akik yang mereka kolek. Tak hanya jenis batu akik kecubung, namun batu akik jenis badar besi, batu akik jenis badar sulaiman, batu akik jenis merah delima mulai ramai dipamerkan, dijual dan diminati warga Kecamatan Tayu dan di Kecamatan Dukuhseti.
Potensi batu akik Pati kini juga mulai dikenal dengan berbagai pendekatan. Mulai dari pemeran batu akik di Pati, pemaran batu akik di Kudus, pameran batu akik di Jepara, pemaran batu akik di Rembang, pameran batu akik di Demak, bahkan pameran batu di Cepu Blora dan juga pameran batu akik di Kota Semarang.
Batu Akik Tayu-Dukuhseti Menjamur
Jika Anda berjalan menuju Dukuhseti dari Tayu, maka Anda akan heran dan takjub. Sebab, jika dulu hanya berjejer para penjual emas, conter HP, toko bangunan, penjual semarang di Kalikalong, penjual bakso di Alasdowo, namun saat ini menjamur para penjual batu akik di sepanjang Jalan Raya Tayu-Puncel. Mereka selain menjual, juga menerima jasa pembuatan batu akik.
Dari pantauan Harianjateng.com, Rabu (29/4/2015), di Kecamatan Tayu sendiri banyak penjual dan pengrajin batu akik. Salah satu pusat pengrajin batu akik di Tayu adalah di Kampung Anyar atau Kampung Baru Tayu yang bisa dijangkau dari Jalan Raya Tayu-Puncel atau di arah depan Hotel Luwang Indah.
Kemudian, penjual batu akik di Kalikalong dengan kios bernama Toko Watu Akik, selanjutnya toko Batu Akik Sae di Desa Bakalan, Kecamatan Dukuhseti. Tak hanya itu, di Desa Ngagel juga ada kios batu akik bernama Toko Watu Ijo yang menawarkan berbagai jenis macam batu akik.
Di Desa Alasdowo, juga ada kios di pinggir jalan bernama Garasi Akik yang menawarkan puluhan jenis batu akik. Di Desa Dukuhseti sendiri, banyak sekali pengrajin dan kios batu akik bermunculan. Seperti halnya kios batu akik di rumah Holy Purwanto, kemudian Juli dan sebagainya. Tak hanya itu, di sekitar Desa Kembang juga bermunculan batu akik sebagai wujud banyaknya pecinta batu akik di wilayah Kecamatan Dukuhseti.
Kolektor batu akik dari Tayu, Nurul (25), mengatakan bahwa potensi batu akik di Pati sebenarnya sangat besar dibandingkan dengan banyaknya jenis batu akik di Rembang, jenis batu akik Kudus, batu akik di Blora, batu akik di Jepara, batu akik di Demak dan batu akik akik di wilayah Jawa Tengah.
“Kabupaten Pati memiliki batu akik bernama Jalasutra yang menjadi ikon batu akik di Bumi Mina Tani. Batu akik jenis Jala Sutra di Pati ini hanya bisa diambil di area Gunung Kendeng. Sedangkan jenis batu akik di Rembang, batu akik di Kudus, jenis batu akik di Blora dan juga jenis batu di Jepara berbeda dengan batu akik Pati,” jelas dia kepada wartawan Harianjateng.com, di Tayu.
Nurul memprediksi, bahwa demam batu akik di sekitar Kecamatan Tayu dan Dukuhseti bisa menarik kolektor batu akik dari kabupaten lain, seperti kolektor batu akik dari Rembang, kolektor batu akik Kudus, kolektor batu akik Blora bahkan kolektor batu akik dari seluruh wilayah Jawa Tengah. (Laporan Harian Jateng Hamidulloh Ibda/Foto: H. Ibda).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here