Kunjungan ke Perpustakaan PATABA beberapa waktu lalu |
Blora, Harianjateng.com – Pramoedya Ananta Toer, sastrawan terkemuka asal Blora, Jawa Tengah telah menorehkan puluhan karya yang mengguncang dunia. Bahkan, lebih dari 41 karyanya, diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Tepat pada hari ini, Kamis 30 April 2015, Haul Pramoedya Ananta Toer ke 10 tahun 2015 diperingati sejak meninggalnya pada 30 April 2006.
Jejak dan karya Pram, bagi para aktivis dan sastrawan memang menginspirasi. Bahkan, kini Pram menjadi pijakan dalam berbagai karya sastra. Nama asli Pram adalah Pramoedya Ananta Mastoer. Hal itu sudah tertulis dalam Cerita Dari Blora yang sudah banyak dibaca masyarakat.
Direktur Forum Muda Cendekia (Formaci) Jateng Hamidulloh Ibda, Kamis (30/4/2015) mengatakan bahwa Haul Pramoedya Ananta Toer tahun 2015 ini sangat bermakna baginya. Sebab, ia merupakan sosok yang menginspirasi, berani dan dia juga menjadi tokoh dunia. “Pram ini orang desa, tapi ia mendunia karena pemikirannya. Blora harus bangga dan meniru orang seperti dia,” ujar dia, di Blora.
Meskipun di Blora terbilang sepi dan tidak ada acara Haul Pram, kata Ibda, tapi bagiku jiwa Pram tetap hidup dan menghidupi jiwa-jiwa yang cinta revolusi. “Pram meninggal 30 April 2006, saat ini adalah haulnya, jadi setidaknya kita bisa mengambil spirit merevolusi lewat gagasan dan karya-karya Pram,” tandas pria tersebut.
Di beberapa kesempatan, ujar dia, saya selalu menyempatkan berkunjung ke rumah Pram di Jetis Blora. “Di sana bisa ngobrol bersama Pak Susilo Toer di Perpustakaan Pataba. Kemarin saya juga habis ke sana dengan teman-teman dan juga diskusi dengan Pak Sus serta beli buku, Pak Sus juga sempat kami ajak makan sate di Kompleks Koplakan Blora,” jelasnya.
Bagiku, kata dia, Pram itu penulis sejati. “Peran, kata-kata, buku-buku dan semua gagasan Pram sangat menginspirasi, dan menjadi pijakan jutaan sastrawan di dunia,” jelas warga Blora tersebut.
Pram itu orang hebat, kata Ibda, dalam penjara pun ia masih menulis. “Saat di penjara di Pulau Nusakambangan, di Pulau Buru maupun saat dipenjara di Magelang,” beber dia. (Baca juga: Ayo Nonton Konser Tony Q Rastafara di Blora).
Meskipun banyak orang yang tahu kalau hari ini adalah Haul Pram, katanya, namun saya masih ingat dan akan melanjutkan cita-cita Pram yang belum tercapai. “Sebab, sejarah Pram adalah sejarah perlawanan. Tugas kita saat ini kalau belum tercapai revolusi ya melawan,” tegasnya. (Red-HarianJateng/HJ58/Foto: Harian Jateng).