Semarang, Harianjateng.com – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2015, wacana pelengseran Jokowi-JK jangan hanya isu belaka.Presiden Joko Widodo dan Wapres JK tampaknya santai mendengar isu pelengseran mereka yang sudah direncanakan aktivis mahasiswa pada 20 Mei 2015 nanti. Sebab, mereka sudah tahu bahwa berita-berita pelengseran itu hanya skenario. Hakim Alif Nugroho, Sekretaris Umum HMI Cabang Semarang menilai, berita pelengseran Jokowi-JK memang sudah beredar di media, baik cetak, online maupun media sosial. (Baca juga: Hardiknas 2015, Inilah Harapan Mendikbud Anies Baswedan).
“Namun kalau hanya sekadar ultimatum dan isu belaka ya tak ada gunanya,” ujar dia. Saat ini, lanjut dia, kalau memang mau melengserkan rezim Jokowi, maka yang dibutuhkan adalah keseriusan dan jumlah kekuatan yang besar. “Tapi sampai saat ini kan masih sepi, di Jateng saja hanya sepi-sepi begini tanpa ada koordinasi atau siapa panitia yang merencanakan pelengseran Jokowi-JK tidak muncul,” tukas dia.
Dilengserkan atau tidak, kata dia, tentu bergantung aktivis mahasiswa. Sebab, sangat sulit untuk melengserkan Jokowi jika jumlah kekuatan hanya sedikit. Maka solusi menurut Hakim adalah bersatunya semua elemen aktivis mahasiswa, juga ormas dan LSM yang anti-Jokowi. “Dulu saja bisa meruntuhkan rezim Soeharto, itu kan sejarah dunia yang luar biasa yang dibuat mahasiswa dan rakyat Indonesia. Logikanya, kalau Soeharto saja bisa tumbang, apalagi Jokowi yang latar belakangnya bukan militer, pasti bisa lah,” ujarnya dengan tegas, Kamis (7/5/2015). Saya berharap, kata dia, kalau mau melengserkan Jokowi-JK ya harus serius. Soalnya kadang hanya isu-isu saja. “Kalau ditanya siap, kita pasti siap,” tegas dia.
Senada dengan hal itu, salah satu aktivis dan cendekiawan muda di Semarang Hamidulloh Ibda juga menilai bahwa berita-berita pelengseran Jokowi-JK pada Harkitnas 20 Mei 2015 nanti jangan hanya gertak sambal saja. Kalau tak ada apa-apa yang malu justru mahasiswa, apalagi ada demo yang jumlahnya sedikit, dan itu saja di daerah, bukan di pusat. “Ya itu pendapat saya, tapi misal semua elemen mahasiswa bersatu, bisa saja 20 Mei 2015 nanti pas Harkitnas itu Jokowi-JK lengser beneran,” ujar Hamidulloh Ibda Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah, Kamis (7/5/2015).
Pengurus Besar Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) tersebut juga mengakui, butuh kekuatan besar untuk melakukan revolusi dan penurunan Jokowi-JK. “Beberapa aktivis seperti HMI, PMII, Kammi, GMNI, IMM kan banyak yang sudah mewacanakan bahkan merencanakan demo besar-besaran pelengseran Jokowi, kalau memang benar ayo bareng-bareng bersatu untuk menumbangkan rezim Jokowi,” tegas dia. Ibda menilai, kalau mau revolusi dari mahasiswa sangat berat.
Pintu revolusi itu kan banyak, kata dia, salah satunya ya lewat KPU dan MK, kalau KPU membatalkan hasil Pilpres kemarin, bisa saja itu menjadi jalan revolusi. Tapi kalau itu sulit dan tak mungkin, kata dia, ya terpaksa ya revolusi beneran dengan turun ke jalan. “Pintu revolusi juga bisa dilaksanakan dengan turun ke jalan, jika belum tercapai revolusi, jangan sampai kita berhenti dari jalan, tapi tidak hanya mahasiswa tapi juga rakyat Indonesia,” ujar dia. (Red-HJ64/Foto: Kompas).
Menyukai ini:
Suka Memuat...