Lomba Pildacil Menjadi Ajang Penjaringan Bakat Dakwah Anak

0


Pildacil di Purwodadi, Tembarak, Temanggung.

Temanggung, Harianjateng.com – Lomba Pildacil menjadi ajang penjaringan bakat dakwah anak. Layar kaca televisi Indonesia ramai dengan audisi-audisi penjaringan bakat masyarakat. Mulai dari bakat menyanyi, seni tari, sulap, lawak, sampai kemampuan berdakwah. Kalau di stasiun televisi ada pemilihan dai cilik (Pildacil) maka di Desa Purwodadi, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung Jateng juga ada Pildacil.
Kepala Desa Purwodadi Ahmad Habib dalam sambutannya mengatakan bahwa pildacil ini bertujuan untuk melihat potensi-potensi calon dai di masa depan. Selain itu, Pildacil ini juga bertujuan mengasah mental dan kemampuan bicara anak-anak di depan umum.
“Selamat belajar menjadi dai anak-anakku. Kegiatan ini sangat bagus untuk mengasah pengetahuan agama dan berbicara di depan umum,” kata Habib di aula Desa Purwodadi, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Minggu (10/5/2015).
Pildacil ini diselenggarakan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata UIN Walisongo Semarang Posko 3 bekerja sama dengan Pemerintah Desa Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.
Koordinator Tim KKN UIN Walisongo Posko 3 Irsyadul Aqli mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan karena melihat kondisi Desa Purwodadi yang sangat agamis. Ia melihatnya dari ramainya masjid saat waktu sholat dan banyaknya lembaga pendidikan Islam di desa ini.
“Di rapat tim KKN, kami menyepakati lomba pildacil ini. Alhamdulillah, dapat respon positif dari kepala desa dan perangkat-perangkat saat rapat bersama,” ujar mahasiswa yang aktif di komunitas perdamaian agama ini.
Ketua panitia Risna Widyawati mengatakan bahwa acara ini adalah program kerja tim KKN di bidang keagamaan. Ia menjelaskan bahwa inti program kerja keagamaan adalah belajar dari kehidupan keagamaan masyarakat dan melakukan kegiatan keagamaan yang belum disentuh masyarakat.
“Di Madrasah Ibtidaiyah, anak-anak sudah diajarkan latihan khitobah. Pildacil ini untuk menambah kemampuan berbicara dan mental mereka karena mad’u-nya (khalayak) pasti berbeda,” kata mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang ini.
Risna menambahkan, peserta lomba ini berasal dari 11 dusun di Desa Purwodadi. Semua peserta bersekolah di SD sederajat di wilayah desa tersebut. Untuk diketahui, di Desa Purwodadi terdapat tiga sekolah dasar atau sederajat yaitu MI Manbaul Huda, MI Muhammadiyah, dan SD Islam Terpadu Cendekia Mulia. (Red-HJ68/Foto: Hasyim/Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here