Ilustrasi: Lomaba Baca puisi di Semarang beberapa waktu lalu. |
Temanggung, Harian Jateng – Sekitar 38 penyair Temanggung Jateng akan menerbitkan buku antologi puisi Progo 3. Penyair-penyair tersebut adalah para pecinta seni yang terhimpun dalam Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung Temanggung, Jawa Tengah yang kini sedang menyiapkan peluncuran buku antologi puisi.
Ketua Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung Roso Titi Sarkoro di Temanggung, Senin (11/5/2015) menjelaskan bahwa peluncuran buku antologi tersebut sesuai rencana akan digelar di Temanggung. “Peluncuran buku tersebut direncanakan berlangsung di Pendopo Pengayoman Temanggung pada 23 Mei 2015,” ujar dia.
Menurutnya, buku antologi puisi tersebut adalah buku yang ketiga, setelah sebelumnya terbit Progo 1 dan Progo 2. Kini, Progo 3 sudah dalam tahap penyelesaian dan nanti akan diluncurkan 23 Mei 2015. Seperti diketahui, Progo 1 dan Progo 2 sudah diterbitkan oleh komunitas Wahana Dialog Seniman Temanggung (Wadista) yang berdiri pada tahun 1993. Dia menjelaskan, Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung adalah perubahan dari Wadista.
Seperti halnya konsep buku antologi puisi yang ditulis oleh berbagai penyair lain, kini Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung Roso Titi Sarkoro sudah menyiapkan berbagai konsep matang untuk penerbitan buku tersebut. Hal itu dilakukan agar tiap antologi puisi berbeda dan tidak mengangkat tema yang sama.
Buku antologi puisi yang akan terbit 23 Mei 2015 nanti, akan memuat sekitar 200 puisi. Tema dalam buku antologi Progo 3 itu akan mengangkat tema alam dan juga berbagai dimensi kehidupan warga Temanggung.
Ada tiga gunung yang akan diangkat. “Tiga gunung, yakni Sumbing, Sindoro, dan Perahu serta aliran Kali Progo yang menjadi ikon Kabupaten Temanggung menjadi inspirasi sejumlah penyair Progo 3,” bebernya. (Baca juga: Membumikan Tradisi Cucuk Lampah khas Perempuan Jawa).
Langkah dan karya nyata Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung Roso Titi Sarkoro ini patut ditiru dan sangat menginspirasi penyair di kabupaten lain. Seperti penyair di Solo, penyair di Salatiga, penyair di Demak, penyair di Kudus, penyair di Semarang, penyair di Kendal, penyair di Jogjakarta dan sebagainya. (Red-HJ45/Ant/Foto: Harian Jateng).