Kandidat Walikota Semarang Diharamkan Mengumbar Janji Palsu

0


Aryo Permana Kurniawan.dok

Semarang, Harian Jateng – Ketua DPD II Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Kota Semarang, Aryo Permana Kurniawan, mengatakan bahwa siapa saja kandidat Walikota Semarang diharamkan mengumbar janji palsu kepada masyarakat. “Pokoknya haram bagi siapa saja yang mendeklarasikan diri sebagai calon walikota maupun wakil walikota Semarang mengumbar janji,” ujar dia, di Semarang, Kamis (21/5/2015).
Menurut alumnus Universitas Diponegoro Semarang tersebut, tak hanya bagi kandidat walikota sendiri, namun janji atau pun bualan manis juga tidak boleh diumbar oleh tim sukses. “Pembangunan di Kota Semarang ini belum merata, banyak sekali ketimpangan di berbagai hal, mulai dari aspek ekonomi, sosial bahkan politik,” ujar dia. (Baca juga: Pilwakot Semarang 2015 Diprediksi Dimenangkan Soemarmo).
Sampai detik ini, mesin politik di Kota Semarang mulai memanas. Apalagi, dengan munculnya tiga kubu besar, yaitu Koalisi Tugu Muda (PKS-Golkar-Demokrat), juga Koalisi Garuda Matahari (Gerindra-PAN) serta kubu PDI Perjuangan yang memiliki basis besar di Kota Atlas tersebut.
“Kandidat Walikota maupun Wakil Walikota Semarang nanti, harus memiliki blueprint dan konsep matang dalam memimpin Kota Semarang selama 2015-2020 ke depan,” beber aktivis muda tersebut.
Menurut Aryo, sampai detik ini banyak sekali figur-figur yang sudah memasang berbagai macam Alat Peraga Kampanye (APK) di beberapa titik. “Soal figur, tentu kami berharap yang muda. Soalnya, kami lebih percaya dengan sosok muda yang memiliki dedikasi tinggi, masih energik dan kuat untuk memimpin Semarang,” tandas dia.
Pokoknya, kata dia, kami dari Gerakan Pemuda Nusantara Kota Semarang berharap agar dalam kampanye, maupun sosialisasi bakal calon walikota dan wakil walikota Semarang, mereka tak mengumbar janji. “Rakyat Semarang itu karakternya cerdas, beda dengan rakyat Demak, Kudus, dan Pati. Makanya, kalau kandidat walikota hanya omong-omong doang, saya yakin malah tidak dipercaya dan dipilih rakyat,” jelasnya.
Solusinya, kata dia, ya antara input dan output harus sama dan tidak boleh berbeda. “Antara janji dan bukti harus sepadan, wong rakyat sekarang juga tak goblok kok,” pungkas dia. (Red-HJ39/Foto: Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here