SHOLAWATAN: Tradisi burdahan di Pati |
Pati, Harian Jateng – Menjelang Ramadhan 2015, Yayasan Jamaah Pasrah menggelar sholawatan dan burdahan di pendopo Yayasan Jamaah Pasrah, Desa Kembang, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jateng, kemarin malam.
Kegiatan tersebut merupakan agenda sholawatan, disertai tahlilan, manaqiban dan juga santunan kepada anak yatim piatu asuhan Yayasan Jamaah Pasrah Pati.
Minanurrohman SPdI, panitia kegiatan mengatakan kegiatan tersebut terselanggara atas dukungan masyarakat dan berbagai pihak.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya agenda rutin Jamaah Pasrah,” beber guru Bahasa Arab tersebut.
Menurut dia, dalam waktu dekat, para anggota Jamaah Pasrah juga akan melaksanakan ziarah Walisongo ke pula Jawa. “Dalam waktu dekat kami juga akan pergi ziarah ke makam Walisongo di tanah Jawa,” kata dia.
Selama ini, kegiatan rutin Jamaah Pasrah sudah mendapat dukungan dari banyak kalangan. “Kemarin Wakil Bupati Pati, Budiono juga membantu kami,” tandas Minan.
Ketua Yayasan Jamaah Pasrah, Ngalimun SPdI juga menuturkan, yayasan yang berdiri sejak 2004 itu sudah lama menjalankan ritual agama dalam rangka mencintai Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
“Ya tak hanya burdahan atau sholawatan, namun juga tahlillan, manaqiban dan ziarah ke makam para wali dan kekasih Allah serta menyantuni anak yatim dan fakir miskin,” ujar sarjana lulusan Unwahas Semarang tersebut.
Dalam tradisi sholawatan atau warga setempat menyebutnya dengan burdahana, adalah tradisi umat Islam di Pati yang dilakukan dalam rangka mencintai Nabi Muhammad SAW.
Kalau menurut saya, kata dia , sholawatan itu bukan masalah pakai musik apa, pakai terbang atau tidak, tapi itu kan masalah ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad. “Jadi yang penting itu mengantarkan untuk bisa mencapai kedekatan rohani dengan Rasulullah,” tukas bapak dari tiga anak tersebut.
Bagi warga Dukuhseti, Tayu, Kajen, Kayen, Batangan, Juwana, dan daerah lain, sholawatan memang sudah biasa, baik dilakukan di rumah-rumah, masjid atau musholla dan sebagainya.
Hal itu menurut Ngalimun menjadi kegiatan positif daripada kegiatan yang kurang bermanfaat seperti dangdut, orkes, dan sebagainya.
Menurut guru tersebut, selama ini kegiatan Yayasan Jamaah Pasrah memang difokuskan untuk kegiatan agama dan sosial. “Kami juga menggelar agenda rutin seperti pengajin, burdahan di rumah para anggota jamaah dan diskusi kajian dengan para pakar, seperti Camat, Bupati, Dosen, Kiai dan juga pernah bekerja sama dengan Majelis Ta’lim Telkomsel Jateng DIY,” ujar pria tersebut.
Saat bulan puasa tanggal 27 Ramadhan 1436 H nanti, kata dia, insyaallah kami juga akan menyantuni puluhan anak yatim di wilayah Dukuhseti Pati. “Semoga kegiatan kami selalu didukung semua pihak dalam rangka mencintai anak yatim,” pungkas dia. (Red-HJ38/Foto: Min/Harian Jateng).