OLAH REBUNG: Sutikno warga Timbang Leksono |
Wonosobo, Harian Jateng – Hampir empat puluh persen warga Timbang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo mengelola rebung (makanan dari tunas bambu) untuk sumber penghasilan. Dalam satu hari warga mampu menghasilkan 8 kuintal rebung yang didapatkan dari petani di wilayah Timbang.
“Satu hari kami bisa mendapatkan delapan kuintal rebung. Karena, banyak petani yang menjual rebung ke rumah. Dan dalam satu minggu mampu memperoleh 2 ton rebung,” terang Sutikno pengepul Rebung asal Timbang, Kecamatan Leksono, di rumahnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, untuk memasarkan barang dagangan berupa rebung warga tidak kesulitan. Sebab, sudah ada pemasok yang siap membeli dengan jumlah puluhan ton. “Untuk penjualan sudah ada yang membeli. Karena, kebutuhan rebung itu sangat besar sekali,” jelasnya.
Disebutkan, rebung tersebut dijual langsung ke luar daerah. Sebab, rebung ini akan digunakan untuk pembuatan lumpia. Sehingga, semakain banyak permintaan lumpian maka secara otomatis semakin banyak pula permintaan rebungnya. “Kami menjualnya langsung ke Semarangan. Kemudian, dari Semarang siap membeli dengan jumlah yang besar,” tukas dia.
Disebutkan, untuk rebung yang diperjual belikan hampir semua jenis bambu. Hanya saja, ada satu bambu yang tidak diterima seperti bambu apus. “Hanya ada satu yang tidak masuk kategori yaitu bambu apusm,” tandas dia.
Menurutnya, tidak semua orang bisa menjual rebung langsung ke Semarang. Karena, ada kroteria tertentu dan harus sudah menyalurkan selama tahunan. “Butuh waktu lama, karena budidya bung ini merupakan warisan,” ungkap pria tersebut.
Pengolahan rebung tersebut terbilang mudah dan cukup menjanjikan akan hasilnya. Karena, proses pertumbuhannya sangat cepat. “Kalau bisa mengelolanya dengan baik maka pertumbuhnnya akan cepat,” beber dia.
Kepala Desa Timbang, Yoga Pramana membenarkan, hampir ada sekitar 40 persen warga desanya membudidaya rebung. Karena, desa Timbang dikelilingi dengan bambu. “Dan proses penjualan rebung ini dilakukan sudah sejak puluhan tahun silam. Karena, merupakan warisan sesepuh desa Rebung,” terangnya.
Dari pemaparannya, dengan adanya penghasilan dari rebung maka membuat perekonomian warga terangkat. Sebab, warga tidak kebingungan lagi untuk menambah penghasilan. “Hasilnya cukup bagus, karena mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” pungkas dia. (Red-HJ38/Foto: Fatjam/Harian Jateng).