Debby, Calon Guru yang Geluti Tari Tradisional dan Internasional

4
Debby Sananda Melody

Banyak penari muda, yang hanya sekadar meluapkan bakat tarinya sampai menjadi juara dan dikenal orang. Akan tetapi, sangat sedikit penari muda yang bermimpi mendirikan sanggar tari sendiri, bahkan sampai merembet ke dunia tata rias dan penyewaan baju adat Jawa.

Adakah penari yang bermimpi demikian? Ya, ada. Dia adalah Debby Sanada Melody, penari asal PGSD Unnes yang bermimpi dirikan  sanggar tari di kota kelahirannya, yaitu Salatiga, Jawa Tengah.

Sampai detik ini, Debby sudah mendapat berbagai job tari di mana-mana. “Paling sering tari Gambyong untuk menyambut tamu, tapi terkadang bergantung permintaan. Acara-acara yang paling sering adalah pembukaan Musda se Jawa Tengah di Semarang, ataupun acara pernikahan. Selain itu penyambutan tamu yang datang berkunjung ke Salatiga, contohnya waktu itu menyambut tamu dari Korea,” jelas dia kepada Harian Jateng, Senin (15/6/2015). Acara lainnya yang pernah ia ikuti, yaitu festival menari, dan acara sanggar, ataupun sendratari yang diadakan Kota Salatiga.

Profil Debby Sananda Melody
Debby Sananda Melody adalah nama yang melekat sejak ia lahir di Salatiga, 18 April 1996 silam. Pemilik akun twitter @debby_melody ini berasal dari Jalan Imam Bonjol Gang Durian RT 03 RW 01 Banyuputih Timur, Salatiga, Jateng yang saat ini sedang menimba ilmu di PGSD Unnes Semarang.
Uniknya, meskipun ia penari yang lentur dan bisa bergerak lembut, ia ternyata keturunan seorang tentara. Ya, ayahnya yang bernama Harun Hariyanto adalah seorang Kopassus. Ia lahir dari rahim sang ibu, Kumsiyati, yang mendidik dan memotivasi dirinya sehingga ia sukses dan bergelut di dunia seni tari.

Debby, sapannya, pernah belajar di TK Sinar Nyata yang lulus tahun 2001. Kemudian SD Sidorejolor 06 Salatiga lulus 2007, dan SMP Negeri 2 Salatiga lulus tahun 2010, serta tahun 2013, ia menjadi lulusan SMA Negeri 3 Salatiga. Saat ini, Debby tercatat sebagai mahasiswi aktif semester empat PGSD Unnes.

Perempuan yang memiliki hobi nari , nyanyi dan foto ini mendapat ilmu tari dari beberapa sanggar tari. “Saya pernah belajar di Sanggar Sakuntala, di bawah bimbingan Bapak Wido Murwadi,” ujar dia, di Semarang kepada Harian Jateng.

Tak hanya suka-suka belaka, dunia tari memang sudah melekat dalam hati dan jiwa perempuan asal Salatiga ini. Buktinya, ia pernah mendapatkan berbagai kejuaraan dari SD sampai sekarang, baik yang perorangan maupun pribadi. Ia pernah Juara 1 Lomba Tari Merak Tingkat SD se Kota Salatiga tahun 2004, Juara 2 Lomba Tari Bondan Tani tingkat SD se Kota Salatiga tahun 2005, kemudian Juara 1 Lomba Tari Kreasi Baru tingkat SMP se Kota Salatiga tahun 2008.

Tak hanya di dunia tari, ternya Debby juga aktif dan menjaid juara di dunia baris-berbaris. Tercatat, ia pernah mendapatkan Juara 1 Lomba PBB  tingkat SMP se Kota dan Kabupaten Semarang tahun 2008, kemudian Juara 1 Lomba PBB tingkat SMP se Kota Salatiga tahun 2008, dan juga Juara 1 Lomba PBB dan TUB tingkat  SMP se Kota Salatiga tahun 2008.

“Saya juga pernah Juara 3 Lomba PBB dan TUB tingkat SMP Se Karesidenan Semarang tahun 2008,” tandas dia.

Saat SMA, Debby juga pernah Juara 2 Lomba Tari Kreasi  tingkat SMA se Kota Salatiga tahun 2012, kemudian Juara 2 Lomba PBB dan TUB tingkat SMA se Kota Salatiga tahun 2012.

“Tahun 2012, saya juga pernah menjadi Juara Favorit Putri Kartini dan Juara 1 Lomba Tari Taruna  tahun 2013,” ungkap mahasiswi tersebut.

Tahun 2014, Debby juga pernah Juara 1 Lomba Tari Kreasi antar jurusan tingkat Fakultas, kemudian tahun 2015 ini, ia Juara 2 Lomba Dance Cover (HOKAGO) se Jawa Tengah dalam acara KIBOU UDINUS 2015, dan Juara 1 Lomba Dance COVER (HOKAGO) se Jawa Tengah dalam acara Nihon Matsuri UNNES 2015.

Tak hanya ikut dalam berbagai lomba, bakat tari juga ia salurkan dengan mengajar tari tradisional di SD Negeri Tingkir Lor 02 Salatiga.

Geluti Tari Tradisional dan Internasional
Sampai saat ini, Debby mengeluti dua jenis tari berbeda, yaitu tari tradisional dan internasional. Hal itu terbukti dengan kejuaraan dan aktivitas yang ia lakukan. “Selain grub tradisional di Sanggar Sakuntala, aku mempunyai grub dance cover bernama HOKAGO DC (HOKAGO Dance Cover) yang mengover Idol Grub JKT 48 dan AKB 48. Aku bergabung sejak September 2014,” ujar dia.

Sejak di Hokago, kata dia, aku mengikuti perform  di Konseling Fair UNNES, PGSD fair UNNES , perform di USM , I-point Pemuda , invitasi futsal di FIK UNNES, acara KIBOU UDINUS, acara ANIME NO SEKAI UNDIP, acara Nihon Matsuri UNNES dan sebagainya.

Mau tidak mau, Debby sebagai mahasiswi PGSD Unnes memang didesain kampus untuk menjadi guru SD. Akan tetapi, meskipun ia adalah calon guru, namun bakat tari yang melekat padanya tak ia lepas bahkan semakin ditingkatkan.

“Aktivitas selain kuliah yaitu mengembangkan bakat dan hobi dengan belajar koreo-koreo baru baik tradisional ataupun modern,” beber dia.

Harapanku ke depan, lanjutnya, semakin sukses dalam dunia seni, semakin dapat mengembangkan seni tari tradisional yang ada di Indonesia terutama Jawa Tengah agar dapat dikenal oleh mancanegara dan agar terus ada sampai generasi yang akan datang.

“Untuk bisa mencapai itu semua, dimulai dari diri kita sendiri dulu, dengan mendalami dan lebih belajar tentang kesenian Jawa Tengah,” jelas dia.

Debby juga memiliki prinsip, bahwa untuk menampilkan hasil yang maksimal dalam menari, harus dimulai dengan menari dari hati dan senyuman. “Dengan begitu orang yang menyaksikan kita akan terhibur dan menyukai tarian yang kita bawakan,” terangnya.

Awalnya, Debby hanya suka tari tradisional.  Namun kini ia tergoda untuk menggeluti tari internasional dengan bergabung di grup dance cover di Semarang.

Debby juga mengaku, meskipun ia adalah penari yang luwes dan lentur, ternyata masa kecilnya ia agak tomboi. “Waktu kecil aku itu agak tomboi. Aku lebih sering maen layangan atau maen di sawah gitu sampe sering dimarahin sama papa,” ungkap dia.

Sampai suatu ketika di SD diadain extrakulikuler tari, lanjutnya, aku diajakin sama temenku ikutan. “Aku mau-mau aja sampe suatu ketika disuruh ikut lomba dan pakai kostum-kostum bagus gitu, aku seneng banget tuh, sampe berlanjut terus di SMP ada mata pelajaran Seni Tari dan aku udah mulai jatuh cinta tuh sama tarian tradisional dan berlanjut hingga sekarang,” paparnya.

Impian Mendirikan Sanggar Tari
Tak hanya ingin menduniakan seni tari tradisional Jateng, Debby juga bercita-cita ingin memiliki sanggar tari di Salatiga dan membuka persewaan kostum tari dan rias. “Tentunya mulai sekarang masih harus belajar dalam bidang itu dengan mendalam dan dengan bimbingan para ahli,” kata dia.

Orang yang mensupport dan memberi motivasi semua kegiatanku ini  adalah orang tua, kata dia, juga kakak, adik, sahabat, teman-teman dan juga haters yang selalu berusaha menjatuhkan.

Dalam berbagai kesempatan, semua penari pasti mengalami kejadian unik dan pengalaman menarik, tak terkecuali Debby. Bahkan, ia mengaku pernah menari tapi hairspray miliknya ketinggalan.

“Pengalaman pahit dalam menari, yaitu saat akan mengisi acara di daerah Boyolali, menarikan tari Gambyong tapi hairspray ketinggalan, jadi bingung pasang sanggulnya. Akhirnya, diatasi dengan make jepit biting banyak dan cairan barbara sedikit,” ucapnya.

Dengan menggeluti dunia tari, Debby lebih semangat dalam belajar. Apalagi, ia dicetak oleh kampus atau LPTK yang lulusannya menjadi guru. Meskipun demikian, cita-cita Debby justru semakin tinggi. Dengan modal semangat dan meraih cita-cita yang diharapkan.

(Laporan Harian Jateng/Foto: Debby).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here