Anak-anak sebagai kunci kebahagiaan rumah tangga |
Semarang, Harian Jateng – Menikah tanpa punya anak bagai pohon tak berbuah. Demikian ungkapan yang disampaikan Hamidulloh Ibda penulis buku Stop Pacaran Ayo Nikah di Semarang, Minggu (21/6/2015). Menurut dia, cita-cita tertinggi orang pacaran adalah menikah. Sedangkan menikah tanpa buah hati, akan gersang meskipun hidup berkecukupan.
“Anak itu tak hanya jadi pelengkap, namun menjadi alat untuk mempererat bahtera rumah tangga, baik antara suami dan istri, maupun keluarga dari suami dan istri,” ujar Direktur Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah tersebut.
Ayah dari Sastra Nadira Iswara tersebut mengatakan, meskipun banyak orang pesimif dan ragu untuk punya anak, dengan beban yang semakin banyak, namun adagium banyak anak banyak rezeki bisa jadi ilmiah dan tidak hanya mitos.
Ibda menjelaskan, banyak orang yang menikah bertahun-tahun, namun juga belum dikaraniai anak oleh Tuhan. Akan tetapi, menurut dia, hal itu tidak hanya masalah takdir atau rezeki pemberian Tuhan, namun juga berkaitan dengan pola hidup secara biologis dan psikis dari pasangan tersebut.
“Islam sudah mengajarkan konsep cara menggauli istri dengan makruf. Kalau hal itu dilaksanakan, saya kira punya anak itu mudah,” kata dia. Pasalnya, kata dia, banyak orang memutuskan cerai, bahkan poligami karena tidak memiliki anak.
“Banyak orang cepat-cepat mengambil keputusan untuk cerai dan poligami ketika diuji belum memiliki anak. Padahal hal itu salah besar,” ujar dia.
Saat belum memiliki anak, kata dia, dan saat orang tua cepat-cepat dan protes ingin punya cucu, saat itu juga banyak orang tak tahan hati sehingga poligami atau cerai menjadi solusi terbaik.
“Saya kira itu kurang tepat bahkan salah. Punya anak atau tidak itu memang takdir Tuhan. Akan tetapi, selama manusia berusaha, pasti bisa punya anak. Saya bukan dokter, tapi kunci dan prinsip mendapatkan sesuatu itu ya usaha kuat, istikamah dan konsisten. Kalau sudah usaha sekuat tenaga, masak Tuhan gak ngasih anak. Kita berpikir positif saja sama Tuhan,” beber dia.
Bapak dari satu anak ini juga mengatakan, sebenarnya banyak kekerdilan berpikir para pasangan suami istri terjadi karena mereka sama-sama egois.
“Kalau sama-sama keras, emosi, egois, gak sabar, batin gak tenang, ya susah punya anak. Syarat mutlak punya anak itu kan keduanya harus nyaman dan tenang. Sehingga kualitas hubungan suami istri memang benar-benar berkualitas. Tak hanya masalah intensitas, namun usaha untuk dapat anak itu juga harus berhubungan badan yang berkualitas,” jelas pria kelahiran Pati tersebut.
Selama ini, banyak orang mencari informasi artikel tentang tips masa subur wanita, rahasia cepat punya anak terbaru, resep cepat punya anak, cara cepat hamil, tips cepat punya anak, cara mendapatkan momongan, artikel cara cepat punya anak, cara bersetubuh cepat mendapatkan anak, akan tetapi, menurut Ibda semua itu hanya usaha. “Yang penting itu konsisten, istikamah, kalau sudah usaha, kan tinggal pasrah. Tuhan menyuruh kita berusaha, bukan menyuruh kita sukses,” pungkas dia. (Red-HJ39/Foto: Harian Jateng).