Mahasiswa se Kota Semarang Tolak Radikalisme

0
Penyerahan poster kepada perwakilan BEM UIN Walisongo

Semarang, Harian Jateng – Mahasiswa se Kota Semarang, Jawa Tengah menolak radikalisme dengan cara menarik. Berbagai mahasiswa yang datang dari  gabungan aktivis di universitas di Semarang tersebut mengatasnamakan Mahasiswa Peduli Bangsa dan Garda Indonesia, mereka memberikan poster (Aksi Poster Damai Dan Menolak Radikalisme) kepada perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Walisongo Semarang.

Tak hanya itu, poster tersebut juga diberikan kepada berbagai elemen mahasiswa (BEM) dan organisasi kepemudaan (PMII, IPNU, IPPNU, KMNU, HMI) se-kota Semarang, kemarin Selasa (11/8/2015).

Dari pernyataan Mahasiswa Peduli Bangsa dan Garda Indonesia tersebut, yang ditandatangani oleh Ahmad Imron Rosyadi  perwakilan Masyarakat Cinta Damai, kemudian Nur Hadi Prasetyo dari Mahasiswa Peduli Bangsa dan Fahmi Idris dari Garda Indonesia tersebut ada beberapa poin yang disampaikan.

Pertama, mereka mengaku masyarakat cinta damai.” Kami masyarakat cinta damai, mahasiswa peduli bangsa dan garda Indonesia, menyatakan sikap bahwa akhir-akhir ini toleransi dan kerukunan umat beragama sedang diguncang sebagai peristiwa yang mengancam integrasi bangsa. Insiden pembakaran tempat ibadah di kabupaten Tolikara, Papua mengundang rasa keprihatinan bersama apalagi peristiwa itu terjadi di tengah umat Islam sedang menunaikan sholat Idul Fitri 1436 H,” ujar aktivis yang menulis dalam riliis tersebut.

Kedua,  insiden Tolikara Papua menandakan lemahnya toleransi antar umat beragama. Kami warga semarang adalah masyarkat toleran. Oleh karenanya, kami melakukan kampanye damai dan positif dengan menyebarkan poster merata dan meluas ke seluruh Semarang dan sekitarnya untuk penyegaran kembali sikap toleransi terhadap kehidupan umat beragama. Hal ini karena sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tata kehidupan umat beragama di Indonesia sangat toleran dan saling hidup berdampingan.

Ketiga,  dalam konteks ini pula, kami menolak ISIS yang mengatasnamakan jihad. Bagi kami, Islam itu merangkul bukan memukul, Islam itu membina bukan menghina, Islam itu mamakai hati bukan mencaci maki. Kami menolak radikalisme agama dan tindak kekerasan, kami butuh Islam yang ramah bukan Islam yang marah.

Keempat, kami juga mengajak masyarakat untuk mewaspadai gerakan-gerakan yang mengatasnamakan jihad terutama dari kelompok Islam garis keras yang saat ini sedang gencar merekrut anggota, seperti ISIS. Kami juga mengingatkan segenap masyarakat Islam terutama mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh dengan ajakan berjihad yang tidak benar.

Kelima, kami juga mengajak civitas akademika kampus dan masyarakat Semarang agar memiliki sikap dan pemikiran yang berpihak pada toleransi dan kedamaian, seperti halnya maksud Islam yang rahmatan lil alamin.

Keenam, kami bertekad dan menjaga kehidupan di Semarang berlangsung damai, aman dan nyaman. hidup rukun meski berbeda.  (Red-HJ57/Foto: Zulfa/Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here