Pasar Wage Binangun kondisinya sangat memprihatinkan, Senin (7/9/2015). |
Wonosobo, Harian Jateng – Pasar Wage Binangun Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah tak layak jadi wisata ekonomi bagi warga setempat. Sebab, kondisi pasar tersebut sangat memprihatinkan. Maka tidak heran, jika hal itu memancing ekspresi para pemuda di Kabupaten Wonosobo. Salah satunya adalah Serayu Institut (SI) Kabupaten Wonosobo yang meminta kepada calon bupati Wonosobo, yang nanti terpilih didesak peduli pasar-pasar desa di Wonosobo.
Najmu Tsaqif Akhda Direktur SI Kabupaten Wonosobo, di kantornya, Senin (7/9/2015) menegaskan bahwa siapa saja calon bupati Wonosobo yang nanti terpilih dalam Pilkada Wonosobo 2015, meraka harus bisa menjadi abdi rakyat dan berjuang untuk rakyat. “Utamanya, bisa menjadikan pasar desa menjadi pasar yang ramah lingkungan dan ramah pengelolaannya,” ujar dia.
Akhda menegaskan, kondisi pasar yang kumuh di Wonosobo tersebut, dikarenakan kurang perhatian dari berbagai pihak. Ia juga menyanyagkan, pengelolaan pasar masih secara tradisional dan belum bisa menerapkan metode modern yang sudah dilakukan toko-toko modern di Wonosobo.
Menurut dia, perlu ada manajemen yang bagus, agar pasar tampak sejuk, air, indah dan menjadi wisata ekonomi warga setempat. Ia juga menegaskan, pasar-pasar tradisional di Wonosobo masih menerapakan pola kuno dan harus mengikuti zaman dengan cara modern. “Ini ada masalah yang harus diselesaikan bersama-sama,” papar dia.
Dari data yang ia kantongi, selama ini di Wonosobo ada sekitar 39 pasar tradisional atau pasar desa yang berada di 15 kecamatan se Wonosobo. Dari 39 pasar tradisonal tersebut, menurut Akhda, terbagi menjadi 15 pasar daerah dan 24 Pasar Desa.
“Ada 24 pasar desa yang bisa dikelola dengan baik. Apabila, 24 pasar desa bisa dikelola dengan baik, maka akan mammpu menyangga perekonomian di Kabupaten Wonosobo,” jelas dia. (Red-HJ12/Foto: Jamil/Harian Jateng).