Amin saat menunjukkan bibit sayur di ladangnya, Rabu (9/9/2015). |
Wonosobo, Harian Jateng – Permintaan bibit-bibit sayur seperti cabai, kubis, terong, coi dan lainnya kini sepi. Hal itu disebabkan karena musim kemarai yang membuat para petani enggan dan malas menanam aneka sayuran tersebut.
Amin penjual bibit sayu Desa Dero Ngisor, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo mengaku selama musim kemarau tahun ini, dirinya mendapat permintaan bibit dari petani sangat kecil jumlahnya.
“Sebab, musim kemarau sangat sulit untuk menanam sayuran, apalagi dilahan tegal,” ujar Amin di Wonosobo, Rabu (9/9/2015).
Saat ditemui Harian Jateng, Amin sengaja menunjukkan bibit cabai di lahannya yang masih banyak karena belum ada yang membelinya. Ia mengaku, musim kemarau membuat para petani malas menanam karena sulit air, hal itu bedampak pada permintaan bibit sayur yang sepi.
Penjual Bibit asal Tambi, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Sutrisno mengakui hal sama. Penjualan bibit kubis dan terong selama kemarau menurut dia juga sangat sepi. Sebab, belum ada pesanan dengan jumlah besar.
“Sangat sedikit petani yang pesan dan berani untuk menanam sayur. Sebab, kalau berani menanam dimusim kemarau, maka perwatannya harus ektra telaten dalam mengairinya,” tuturnya kepada Harian Jateng. Menurutnya, menjelang musim penghujan maka petani mulai menyiapkan pesanan untuk ditanam musim hujan.
“Setelah musim tembakau selesai, biasanya petani diwilayah kami mulai menanam cabai, dan sayuran lainnya,” katanya.
Ia mengaku, turunnya permintaan bibit dikarenakan petani lebih memilih untuk membiarkan lahannya sejenak sembari menunggu datangnya musim hujan.
“Kalau lahannya tidak ditanami tembakau, biasanya dibiarkan dulu, untuk kemudian kalau sudah memasuki musim hujan mulai diolah,” tuturnya. (Red-HJ55/Foto: Jamil/Harian Jateng).