Tiga paslon Walikota-Wakil Walikota Semarang saat pengundian nomor urut |
Semarang, Harian Jateng – Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwakot) Semarang yang akan dilaksanakan 9 Desember 2015 nanti dinilai banyak peranan dukun dan orang pintar di dalamnya.
“Jangan dikira calon-calon itu main dukun atau tidak, saya yakin meskipun mereka orang modern, berpendidikan dan rasional, tapi dipastikan mereka datang ke dukun atau orang pintar,” ujar Ali Zaenul Sofan, peneliti mitologi di Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah dalam diskusi bertajuk “Politik dalam Cengkraman Mitologi”, Senin (14/9/2015) di Semarang.
Baca juga: Calon Walikota Semarang adalah Buruhnya Rakyat.
Menurut dia, biasanya segala kekuatan dikerah untuk memengaruhi masyarakat agar memilihnya. “Usaha itu kan tidak hanya sebar baliho, pencitraan, memerkuat mesin partai dan datang di kegiatan, namun mereka juga memainkan hal gaib, salah satunya ya lewat dukun,” beber dia.
Dia juga mencontohkan, selama pemerintahan Presiden SBY, menurut dia juga memainkan peranan dukun. “Kalau SBY tidak punya ratusan dukun, ya pasti sudah disantet dari dulu,” papar dia.
Meskipun dalam perspektif antropologi, kata Sofan, setan, jin dan roh-roh halus memang tidak ada dan tidak dianggap ada. “Tapi kita ini kan hidup di Jawa, yang masyarakatnya masih percaya klenik, mitos, gugon tuhon, santet, dukun dan lainnya, saya kira di Semarang tetap demikian,” beber dia.
Seperti diketahui, saat ini ada tiga pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Semarang. Nomor urut satu adalah Soemarmo HS-Zuber Safawi yang diusung PKS dan PKB. Nomor urut dua yaitu Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu (Hendi-Ita) yang diusung PDI Perjuangan, Nasdem dan Demokrat. Sedangkan pasangan nomor urut tiga adalah Sigit Ibnugroho Sarasprono bersama Agus Sutyoso (Sibagus) yang diusung oleh Gerindra, Golkar dan PAN.
“Biasanya para dukun itu memerintah menebar sesuatu, entah itu air, tanah, atau kembang tujuh rupa di pusat-pusat keramaian untuk bisa berpengaruh pada masyarakat,” ujar dia.
Tidak hanya di perempatan dan pertigaan jalan, kata Sofan, namun biasanya juga banyak yang menaburkan air dari dukun di terminal, swalayan, pasar, stasiun dan sebagainya.
“Ya meskipun calonnya gak mau dan gak percaya, tapi biasanya kan tim pemenangannya yang nyari dukun,” papar dia.
Biasanya, beber dia, yang paling ramai adalah menjelang pemilihan, karena H-1 sebelum pencoblosan, biasanya dukun juga menyuruh menyebar air, kemenyan, tanah, dan lainnya.
“Kalau dalam ilmu mistik, ada tiga perantara roh-roh halus, yaitu tanah, air dan udara. Nah media dukun tak jauh-jauh dari ini saat memberi azimat. Wong ini juga biasa digunakan untuk media santet atau tenung kok,” ungkap pria tersebut.
Sofan juga menilai, hampir setiap momen pemilu selalu ramai perang dukun. “Ini juga terjadi pada Pileg, Pilpres, juga Pilkades,” tukas dia.
Benar dan tidaknya, kata dia, kita lihat saja nanti. “Tapi setahu saya saat ini sudah banyak tumbal disebar di jalan-jalan di Semarang. Makanya Anda jangan suka nglamun atau tidur sendirian di perempatan-perempatan jalan, di sana bahaya karena banyak tumbal gaib,” beber dia. (Red-HJ45/Foto: Harian Jateng).