Tlanding, salah satu properti sedekah bumi |
Pati, Harian Jateng – Berbicara budaya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memang tidak ada habisnya. Salah satunya yang dilaksanakan di Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati tersebut. Namun, bagi sebagian orang rasional, tradisi seperti ini masih dikaitkan dengan mitos, hal-hal mistis karena bersinggungan dengan alam gaib.
Mereka menggelar sedekah bumi yang merupakan acara adat yang dilaksanakan di seluruh desa di kabupaten Pati. Selain itu ada juga sedekah laut di masyarakat yang mencari nafkah dari hasil laut. Begitu juga di Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Acara sedekah bumi menjadi tradisi tiap tahunan.
Sedekah bumi di Desa Lahar dilaksanakan setiap hari Kamis Pahing di bulan Apit (Dzulqo’dah) yang pada tahun ini bertepatan pada Kamis (10/09/2015). Sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur terhadap Allah yang telah memberikan hasil bumi yang cukup melimpah.
Prosesi sedekah Bumi Desa Lahar dilaksanakan mulai pukul 12.30 WIB, yaitu arak-arakan dari rumah kepala desa (kades) menuju rumah peninggalan leluhur desa yang berada di tengah pasar Desa Lahar. Rumah peninggalan leluhur desa ini lebih dikenal dengan “punden”.
Baca juga: Sedekah Bumi di Tlogowungu Pati Mengelilingi Punden, Benarkah Memuja Orang Mati?
Dalam acara tersebut kepala desa beserta perangkat desa berjalan menuju Punden dengan diiringi dua “Tongtek” Lokal, yaitu Tongtek dari Lahar Barat dan Tongtek Nurul Huda dari dukuh DopangLor. Tongtek adalah pertunjukan musik dengan kentungan sebagai alat musik utama.
Selain Tongtek, ada Marching Band Salafy dari Yayasan Assalafi Lahar dan Kesenian Tradisional dari bumi Pati yaitu “Gong Cik” dari Dukuh Gajah Timur. Gong Cik adalah seni bela diri khas Pati yang dilakukan bersama tabuhan gong.Semua kesenian itu mengiringi arak-arakan menuju punden. (Red-HJ55/Hasyim/Foto: Harian Jateng).