Sedekah Bumi di Tlogowungu Pati Mengelilingi Punden, Benarkah Memuja Orang Mati?

20
Prosesi kirab sedekah bumi di Desa Lahar, Tlogowungu, Pati.

Pati, Harian Jateng – Ada yang menarik dalam acara Sedekah Bumi di Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Sebab, usai arak-arakan, mereka menuju punden, dan uniknya mereka berputar mengililingi punden tersebut.

Punden, menurut warga setempat adalah rumah peninggalan leluhur desa tersebut. Punden juga disebut sebagai makan, kuburan orang-orang keramat.

Baca juga: Mistisnya Upacara Adat Sedekah Bumi Desa Lahar Tlogowungu Pati.

Sesampainya di Punden, acara ritual dimulai dengan pertunjukan wayang selama 15 menit. Dalam pertunjukan tersebut, sang dalang, Bayu, mengutarakan “Banter orandisiki, lan landep tapi ora nglarani.” Maksudnya, berarti manusia hidup dilarang berbicara yang berlebihan kepada orang lain karena akan menyakiti perasaan dan jangan saling serobot/serakah.

Mengililingi Punden
Setelah pertunjukan wayang, dilanjutkan dengan ritual yaitu kepala desa beserta perangkat berputar mengelilingi Punden dengan didampingi dalang dan dua sinden diiringi tabuhan rebana.

Selesai ritual, sampailah kepada acara puncak ritual yaitu “doa sedekah bumi” dan “bancakan” yang artinya makan bersama. Dalam doa, sesepuh bersyukur atas limpahan karunia dari Sang Pencipta dan memohon agar warga Desa Lahar terus diberi kedamaian dan kesejahteraan. Setelah “bancakan” selesai para masyarakat dari berbagai daerah dari kecamatan sekitar berbondong berebut makanan yang dibungkus anyaman bambu besar yang masyarakat Lahar sebut “Tlandik”.

Kepala Desa Lahar, S etiawanBudhiaji SE, mengatakan bahwa ritual kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu dari segi pakaian dan kesenian yang ditampilkan.

“Tahun ini memakai pakaian adat. Kalau dahulu hanya baju biasa. Selain itu ada kesenian Gong Cik yang saya coba hidupkan kembali, karena sejak dahulu Banyak Pendekar Di Desa Lahar,” katanya.

Ketua panitia Sedekah bumi Desa Lahar, Supadi SPd, mengatakan sedekah bumi kali ini terbagi dalam beberapa kegiatan dalam berbagai bidang. Bidang olahraga ada turnamen sepak bola antara Gasela Lahar melawan tim-tim dari kecamatan lain. Masih di bidang olahraga, ada volly antara tim tuan rumah yaitu Mandala Lahar berhadapan dengan tim vollydari desa tetangga dan dari Kabupaten Kudus.

Dalam bidang keagamaan ada manaqib, rebana, dan istighosah kubro. Ada juga hiburan untuk masyarakat yaitu wayang kulit, ketoprak “Ronggo Budhoyo”, dan pasar malam selama 2 minggu.
Menurut anggota karang taruna Desa Lahar, Angga Saputra, Desa Lahar memiliki hamparan sawah yang luas sehingga hasil bumi yang melimpahharus disedekahkan. Selain pertanian,perekonomian Desa Lahar di bidang yang lain juga maju.

“Segalanya ada di desa ini,Pasar Desa, pasar hewan, beberapa minimarket, toko elektronik, warnet, fotokopi, dan tokobangunan. Olahraga juga maju, Tim VollyMandala Laharyang kerap mewakili kecamatan Tlogowungu di Kompetisi tingkat kabupaten.Mutohar yang memperkuat Persipa Pati juga berasal dari Desa Lahar. Pendidikan juga cukup maju, terbukti adanya lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga SLTA,” paparnya.

Ia melanjutkan, sekitar ratusan pemuda Desa Lahar sedang menjalani pendidikan tinggi di berbagai universitas negeri dan swasta favorit di Indonesia yaitu UGM, UNDIP, UNS, UNNES, UTY, UNY, Unibraw, UII, UIN Syarif Hidayatullah, dan UIN Walisongo Semarang.

“Jadi, meskipun berada di pegunungan, Desa Lahar punyapotensi yang cukup besar,” pungkasnya. (Red-HJ44/Hasyim/Foto: Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here