Maya Rosida Wabup Wonosobo |
Wonosobo, Harian Jateng – Maya Rosida Wakil Bupati Wonosobo, Jawa Tengah, menginginkan dataran wisata Dieng tidak longsor. Untuk itu, pihaknya berahap adanya pemaksimalan Perdes Lingkungan di wilayah Wonosobo.
Baca juga: Foto-Foto Obyek Wisata Dieng Wonosobo yang Memukau.
Seperti diketahui, dalam Peraturan Desa (Perdes) Tambi Nomor 2 Tahun 2012, tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Desa Tambi Kecamatan Kejajar, Wonosobo, menjadi salah satu kawasan penyangga di Dieng. Sebab, semua warga tanpa terkecuali, jika melakukan perusakan hutan, perusakan phon milik desa, wajib mengganti dengan menanam sepuluh pohon yang sejenis, di lokasi yang ditunjuk oleh desa. Hal itu perlu dilakukan, agar bisa meminimalkan potensi longsor di kawasan Dieng.
Perdes tersebut, menjadi penting, terutama bagi warga Desa Tambi dan umumnya warga Wonosobo. Asalnya, dengan peraturan tersebut, maka akan semakin meminimalkan potensi perusakan pohon seenaknya.
Tak hanya Desa Tambi Wonosobo, Perdes juga dibuat Pemerintah Desa Tieng. Dua desa di kawasan Dieng tersebut, menurut Maya Rosida menjadi desa percontohan bagi desa lainnya di wilayah Wonosobo.
“Kami berharap sejumlah desa terutama di kawasan Dieng menyusun Perdes di wilayahnya,” ujar Maya.
Maya juga menjelaskan, semua desa di Wonosobo memang mempunyai muatan lokal yang tidak sama, sehingga perdesa perlu disesuaikan dengan kondisi dan karakter desa tersebut.
Perdes tersebut, juga didedikasikan untuk mengarahkan desa di Wonosobo, agar menjaga warga setempat dan potensi desa yang ada. Selain itu, perdes juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga desa di wilayah Wonosobo.
“Kades perlu segera menyosialisasikan perdes tersebut kepada warga, agar setiap warga mampu memahami dan menjalankan segala peraturan yang ditetapkan,” beber dia.
Dalam perumusan Perdes di wilayah Dieng, melibatkan praktis lingkungan dari Undip Semarang.
Maya Rosida juga menegaskan, perdes penyelamatan kawasan dataran tinggi Dieng memiliki urgensi yang sangat mendesak, mengingat Dieng merupakan aset nasional yang bersangkut paut dengan kepentingan hidup masyarakat sampai ke Banjarnegara, Banyumas, Kendal, Magelang, Kebumen dan Temanggung.
Melihat urgensi perdes tersebut, Maya bahkan berniat mengalihbahasakan ke bahasa Inggris agar dapat diketahui pula oleh lembaga-lembaga asing yang memiliki minat terhadap lingkungan hidup.
Kawasan dataran tinggi Dieng, seperti yang diketahui publik, memang merupakan menjadi salah satu daerah rawan longsor.
Saat ini di beberapa desa di Dieng sudah dipasang alat pemantau curah hujan sehingga saat volume gelontoran air tinggi diatas 200-300 kiloliter per detik warga dipastikan siaga. Saat ini ada sekitar 10.250 penduduk di Dataran Tinggi Dieng masuk kategori rawan terkena longsor.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang berupaya merelokasi mereka ke tempat yang lebih aman. Selain itu juga melakukan penghijauan dan pengaturan pola tanam.
Menurut Kholiq Arif Bupati Wonosobo, penanganan longsor juga sudah diusulkan kepada pemerintah provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat.
Pihaknya juga telah membentuk tim penanganan kemungkinan relokasi bagi warga setempat. Apalagi, musibah longsor memang tidak bisa diprediksi dengan akurat dan cepat. (Red-HJ44/Foto: FJ/Harian Jateng).