Bupati Wonosobo Kholiq Arif dalam diskusi di Kejajar Wonosobo. |
Wonosobo, Harian Jateng – Menjelang lengser dari jabatan Bupati Wonosobo, Kholiq Arif menyampaikan bahwa pihaknya akan melunasi janjinya kepada masyarakat Wonosobo. Pihaknya juga menyampaikan beberapa pesan dan kesan untuk Wonosobo. Sebab, dalam waktu satu bulan lagi, pihaknya akan purna dari jabatan tertinggi di Wonosobo tersebut.
Seperti yang diketahui, jabatan Bupati Kholiq Arif akan selesai pada akhir Oktober 2015 ini. Pria yang menjabat sebagai Bupati Wonosobo dua periode tersebut, mengatakan berkomitmen dalam satu bulan Oktober 2015 ini akan melaksanakan janji yang pernah diberikan pada warga Wonosobo.
Hal itu akan dijelaskan Bupati Wonosobo tersebut, nanti dalam roadshow percepatan penyerapan dana tranfer desa di 15 kecamatan di Kabupaten Wonosobo. Tercatat, roadshow tersebut yang berlangsung sejak 1 Oktober 2015 kemarin dan akan berkahir sampai 16 Oktober 2015 nanti.
“Silahkan, janji apa yang belum saya lakukan, mari lunas-lunasan janji,” kata Kholiq Arif.
Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi penyerapan dan desa di Balai Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, kemari, yang dihadiri warga setempat.
Beberapa perangkat desa setempat pun semangat usai mendengar pernyataan Bupati Wonosobo tersebut. Mereka para perangkat desa membeberkan beberapa kelurahan dan memberikan pertanyaan terkait, infrastruktur jalan yang belum mulus di wilayah Kecamatan Kejajar, bagi hasil retribusi wisata dan juga berkaitan dengan BUMDes.
Khotib selaku BPD Desa Tambi Wonosobo, mengatakan masih ada jalan yang rusak ditempatnya. “Jalan dari Rejosari hingga Sigedang rusak, kapan dibangun, terus bagaimana dengan pengembangan BUMDes kami kedepan, sebab sudah jadi proyek percontohan,” papar dia.
Selain itu, perangkat Desa Tieng Kejajar mengatakan tidak mendapatkan bagi hasil retribusi pariwisata di kawasan dieng, mereka mengeluhkan hanya menerima sampahnya saja.
“Kita hanya terima sampahnya saja dari aktivitas pariwisata Dieng, bagi hasil retribusinya mana,” katanya.
Anggota BPD dari Desa Campursari Kecamatan Kejajar, yang mengeluhkan jalan desa dan antar desa yang rusak parah, padahal bisa menjadi jalur alterantif bagi wisatawan ke dieng ketika jalur di tieng longsor.
“Jalur di desa kami menghubungkan langsung ke kalidesel watumalang, saya kira perlu perhatian, sebab bisa jadi jalur alternatif bila jalur tieng mengalami longsor seperti tahun lalu,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati mengaku bahwa untuk jalan rusak akan dimuluskan akhir tahun ini, sedangkan untuk bagi hasil retribusi pajak sudah termaktub dalam dana tranfer desa dimana total bagi hasilnya baru mencapai Rp.3,1 miliar.
“Untuk jalan tahun ini mulus, kecuali untuk desa campursari, kita butuh pelebaran dua meter di kanan kirinya, sedangkan bagi hasil retribusi sudah masuk dalam dana tranfer itu,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya meminta kepala desa untuk segera memberikan laporan kepada pemerintah daerah, apabila ada persoalan segera di komunikasikan secepatnya.
“Saya tidak ingin ada kades bermasalah, baik itu berkaitan dengan program rumah tidak layak huni atau program yang lain, apabila belum beres segera komunikasi, jangan teriak-teriak setelah didatangi polisi atau kejaksaan,” ucapnya.
Dikatannya, penghasilan kades tidak seberapa, akan sangat disesalkan apabila kemudian berujung di jeruji besi. untuk itu kades, tidak main-main dengan dana tranfer desa yang nilainya akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Fokuskan anggaran itu untuk memastikan semua anak sekolah, semua warga mendapatkan BPJS dan memberikan pelayanan terbaik, jangan sekali-kali ada warga sakit dan dibiarkan saja, itu dosa, bagiaman caranya desa mengurus itu,” ujar dia.
Bupati Kholiq juga meminta kades dalam membangun infrastruktur desa tanpa menganaktirikan kampung atau dusun yang mendukung dan tidak mendukung dalam proses pilihan kades. (Red-HJ33/Foto: Agus Supriyadi/Harian Jateng).