KH. Hasyim Zainuddin, Pahlawan Masyarakat Tuntang

0
Suasana pengajian, Sabtu malam (3/10/2015).

Semarang, Harian Jateng – Masyarakat Tuntang mengadakan Pengajian Akbar dalam memperingati haul KH. Hasyim Zainuddin yang ke-55 di halaman Pondok Pesantren Salafiyyah Asy Syafi’iyyah Desa Gading Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/10/2015).

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan masyarakat Tuntang untuk memperingati perjuangan dan kiprah KH. Hasyim Zainuddin di dalam memperjuangkan masyarakat dan Agama Islam di wilayah Tuntang dan sekitarnya.

Hal ini disampaikan oleh Bapak Bashirun selaku ketua panitia. “Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh masyarakat Tuntang setiap bulan Dzulhijjah setelah peringatan Hari Raya Idul Adha yang juga bertepatan dengan bulan meninggalnya Mbah KH. Hasyim. Kegiatan ini dimulai dengan ziyaroh ke makam Mbah KH. Hasyim dan malamnya dilakukan Pengajian Akbar,”  kata Bashirudin.

Pengajian yang dimulai setelah sholat isya’ ini berlangsung ramai dan penuh pengunjung. Ribuan masyarakat memenuhi halaman pondok pesantren dan halaman masjid . Para kiyai-kiyai sepuh di wilayah Tuntang juga menyempatkan  hadir dalam acara malam hari ini.

KH. Hasyim Zainuddin merupakan tokoh pejuang masyarakat Islam di wilayah Tuntang. Beliau merupakan tokoh yang membimbing masyarakat Tuntang dan juga merupakan pendiri dari Pondok Pesantren Salafiyyah Asy Syafi’iyyah. Dahulu, wilayah Tuntang merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keagamaan yang minim.

Masih banyak masyarakat yang jauh dari pemahaman dan nilai-nilai agama. KH Hasyim Zainuddin hadir sebagai pencerah masyarakat mulai sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai beliau wafat di tahun 1960. Pesantren yang didirikannya kini diasuh oleh KH. Muhammad Ali Ridlo yang merupakan cucu KH. Hasyim Zainuddin beserta keluarga dan para ustadz pesantren.

“Selain Pondok Pesantren, KH. Hasyim Zainuddin memiliki sebuah peninggalan yang sampai saat ini masih memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Beliau mempunyai sebuah karya berupa kitab Hidayatul ‘Umyan ila Sabilil ‘Irfan. Masyarakat juga menyebutnya Kitab Syarat Rukun, karena berisi syarat dan rukun seorang dalam beribadah dan perpaduan antara fiqh dan tashowwuf. Bahkan dahulu disebut Kitab ‘Syahadat Kencono’, artinya adalah syahaddat kencengono,” tandas KH. Haris Masyhuda salah satu keturunan KH. Hasyim Zainudin.

Pengajian ini sebenarnya hendak menghadirkan KH. Mustofa Bishri, Gus Mus, dari Rembang. Namun dikarenakan Gus Mus berhalangan hadir, maka beliau meminta KH. Said Asrori dari Magelang untuk memberikan tausiyah. Dalam tausiyahnya, KH. Said Asrori mengatakan bahwa KH. Hasyim Zainuddin merupakan salah satu pahlawan yang ikut serta membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan.

“KH. Hasyim Zainuddin merupakan salah satu pahlawan yang berjuang untuk masyarakat dan bangsa melalui dakwah dan pesantren. Sosok beliau tetap menjadi inspirasi dan selalu dibutuhkan bagi masyarakat masa kini. Bukan hanya untuk di wilayah Tuntang ataupun Jawa Tengah, tetapi Indonesia masih rindu seorang pejuang seperti Mbah KH. Hasyim Zainuddin. Maka memperingati haul beliau adalah upaya kita mengingat perjuangan dan kiprahnya di masyarakat untuk kemudian kita teruskan,” ujar KH. Said Asrori yang juga merupakan Pengurus Besar Nahdlotul Ulama.(Red-HJ33/Foto: Lazim/Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here