Festival Sastra Indonesia Jawa Tengah Kembali Digelar

8
Pentas dalam rangka menghidupkan sastra Indonesia.

Kudus, Harian Jateng – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah untuk keempat kalinya, kembali menggelar Festival Sastra Indonesia untuk pelajar tingkat SMA. Kali ini, festival sastra Indonesia dilaksanakan di Auditorium Kampus Universitas Muria Kudus (UMK) pada 7 Oktober 2015 sampai 8 Oktober 2015.

Ketua panitia pelaksana, Retno Hendrastuti SS. M.Hum, mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 23 sekolah tingkat SMA di Jawa Tengah.

‘’Masing-masing sekolah menampilkan maksimal enam siswa,’’ katanya.

Dia menjelaskan, festival sastra Indonesia digelar kali pertama pada 2012 di Teater Arena Taman Budaya Surakarta. Di tahun selanjutnya (2013), digelar acara serupa di tempat yang sama. 

‘’Untuk tahun ketiga, 2014, dilaksanakan di Teater Arena Taman Budaya Kota Tegal, dan tahun ini pelaksanaan festival sastra Indonesia dilaksanakan di Kudus, di UMK,’’ tuturnya.

Retno menambahkan, konsep dari kegiatan ini, yaitu pertunjukan sastra dan satra pertunjukan.

‘’Pertunjukan sastra itu didasari bahan mentah karya sastra. Jika karya pertunjukan, konsep yang diadopsi dari karya Yunani, tetapi pertunjukan sebagai karya sastra,’’ ujar Kahar Dwi Prihantono SS., salah satu panitia festival.

Mengenai partisipasi dinilainya cukup bagus. ‘’Banyak sekolah di kabupaten/kota di Jawa Tengah ini yang tertarik ikut, namun sejak pertama memang kami batasi 20-an tim. Tahun depan kami akan mencoba menyelenggarakan agar ada perwakilan dari semua kabupaten/kota,’’ urainya.

Dwi Prihantono SS mengutarakan, salah satu konseptor festival sastra Indonesia yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, ini sejak awal dilontarkan oleh Drs Duryo Handono M.Pd. dan sastrawan sekaligus penggiat teater Sosiawan Leak.

Untuk juri dalam festival ini, juga diambil dari para satrawan dan budayawan yang memang sudah mumpuni dan profesional, sehingga tidak ada permainan dan benar-benar penilaian dilakukan dengan asas kejujuran.

‘’Juri pada festival ini yaitu Sosiawan Leak (penggiat teater, Solo), Mukti Sutarman Espe (sastrawan, Kudus), dan Diah Setiawati (sastrawan, Tegal),’’ jelasnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Pardi M,Hum., dalam kesempatan itu mengapresiasi atas partisipasi para siswa dan juga pendamping dalam kegiatan ini.

‘’Terima kasih atas kedatangan dan partisipasinya. Baik yang datang dari Kudus sendiri maupun dari kota-kota lain, yaitu Brebes, Tegal, Kendal, Kebumen, Karanganyar, Blora, Ungaran, Salatiga, Boyolali, Kota Semarang, Pati, Purworejo, Grobogan, dan Kudus,’’ terangnya.

Pardi mengemukakan, sastra, adalah satu bidang yang penting dalam kehidupan masyarakat sepanjang sejarah kehidupan.

‘’Dengan sastra, karakter akan terbentuk, menjadikan seseorang kritis namun tetap menjaga kesantunan. Maka, tak salah jika sastra ini mesti mendapat tempat di hati setiap insan di bumi,’’ tegasnya.

Untuk itu, dia berharap bahwa ke depan penyelenggaraan festival sastra Indonesia yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, bisa mewadahi semua kabupaten/kota yang ada di provinsi ini.

“Harapan kami, semoga dari festival ini akan lahir sastrawan-sastrawan dan seniman yang tidak hanya dikenal di level regional, juga nasional dan internasional,’’ tandasnya.

Bupati Kudus H. Musthofa yang dalam kesempatan ini diwakili Kepala Bappeda Drs. Sudjatmiko M.Pd, mengharapkan agar festival ini dijadikan sebagai momentum untuk menanamkan rasa cinta terhadap karya sastra di sanubari para pelajar.

“Sebagaimana kita ketahui, banyak karya seni hidup di tengah masyarakat. Baik seni musik, seni rupa, seni tari, dan seni sastra sendiri,” ungkapnya.

Menurut orang nomor satu di Kota Kretek itu, sebagai bagian dari karya seni, karya sastra harus ditumbuhkan. ‘’Karya sastra ini sangat penting bagi kehidupan, sebab bisa memperhalus budi pekerti dan membentuk karakter manusia,’’ paparnya. (Red-HJ44/Retno Hendrastuti).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here