Suasana TPI Banyutowo yang sepi, Kamis (8/10/2015). |
Pati, Harian Jateng – Musim kemarau panjang, ternyata membawa dampak tidak hanya pada petani, namun juga nelayan, tak terkecuali nelayan di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Baca juga: Indahnya Wisata Pantai Banyutowo Dukuhseti Pati.
Dari pantauan Harian Jateng, Kamis (8/10/2015), sekitar pukul 12.04 WIB, suasana Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Banyutowo, Dukuhseti, Pati tampak sepi. Hanya beberapa orang yang beraktivitas memecah es untuk mengawetkan ikan dan dua pedagang ikan yang mangkal di TPI tersebut.
Padahal, biasanya kalau hari normal, pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB sudah banyak ikan yang siap dilelang.
“Biasanya jam segini ya sudah bengok-bengok (baca: teriak-teriak) ramai, tapi karena ini sepi, jadi ramainya pagi hari, subuh biasanya malah kalau sudah pulang dicegat (baca: disambut) pedagang di pinggiran sana,” ujar Yadi (34) warga Kedawung, Desa Dukuhseti saat beraktivitas di TPI tersebut.
“Sepi sudah dua bulan yang lalu, palingan menyang (baca: nelayan) nyantrang, dapatnya ya tongkol,” beber dia kepada Harian Jateng.
Menurut pria tersebut, sekitar dua bulan yang lalu nelayan Banyutowo, juga nelayan Alasdowo lesu karena hasil tangkapan tidak sebanding dengan modalnya.
“Modalnya Rp.200.000 sampai Rp.300.000 kalau untuk 3 orang sekali berangkat, beli solar, makanan, minuman, rokok, dan lainnya, tapi dapatnya dikit,” beber dia.
Meskipun tangkapan sedikit, akan tetapi harga ikan di TPI Banyutowo pun naik. Dari pengakuan penjual ikan setempat, untuk harga ikan tongkol di hari biasanya ukuran tanggung hanya Rp.15.000 sampai Rp.25.000.
Akan tetapi untuk saat ini, bisa mencapai Rp.40.000 sampai Rp.50.000 per ikan yang masih segar.
“Kalau untuk cumi 1 kg ya Rp.45.000, biasanya ya sekitar Rp.30.000 sampai Rp.35.000,” ungkap salah satu penjual ikan yang beraktivitas di TPI Banyutowo tersebut. (Red-HJ33/Foto: Harian Jateng).