Yuniar Rachmawati. Foto: dok-pribadi/Haria Jateng. |
Bagi Yuniar Rachmawati, masa depan bisa dirajut lewat fashion. Perempuan kelahiran Garut, 25 Juni 1993 tersebut, berprinsip bahwa berwirausaha tidak harus ketika sudah lulus menjadi sarjana, namun bisa sejak dini bahkan saat menjalani perkualiahan.
Yuniar Rachmawati merupakan mahasiswi jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang kini tinggal menunggu kelulusan.
Saat ini, Yuniar telah aktif di penjualan fashion di butik Yogyakarta, tepatnya De SILUET. “Saat ini masih jualan fashion di toko baju namanya De SILUET,” ungkap perempuan tersebut kepada Harian Jateng, Minggu malam (18/10/2015).
Dunia kerja yang penuh persaingan, membuat para calon sarjana harus kreatif dan bekerja keras serta mencari relasi, agar saat lulus nanti tidak menyandang status pengangguran.
Hal itu membuat Yuniar harus aktif di dunia bisnis baju atau busana, tak heran jika ia harus bolak-balik Semarang-Yogyakarta demi menjalani kuliah dan bisni tersebut.
Merajut Masa Depan
Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan dasar di SDN Pataruman 7 dan SMP 2 Garut ini berprinsip, bahwa persaingan fashion membuat para pengusaha baju harus berlaku kreatif pula.
Dengan dasar yang ia peroleh dari SMK 2 Godean Yogyakarta jurusan Tata Busana, memotivasi Yuniar untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan yang selaras. Tak heran, perempuan berparas cantik ini ingin merajut masa depan lewat fashion.
“Ya habis lulus kuliah, saya ingin focusnya ke toko dulu, toko fashion miliki keluarga di Yogyakarta,” beber dia.
Perempuan yang tinggal di Pandean 7 Sidoluhur Godean, Sleman, Yogyakarta ini, selain memiliki kesibukan menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, ia juga saat ini mengamalkan Ilmu Busana melewati kegiatan belajar merajut gratis.
“Belajar merajut gratis peminatnya pun banyak, dari ibu-ibu PKK sampai anak SD pun mereka tertarik dengan kerajinan tangan yang sedang ngetren saat ini,” tukas Yuniar kakak dari Putri tersebut.
Rencana setelah lulus, lanjut dia, mau fokus menjalankan usaha toko baju dulu, sambil mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat ke dalam busana dan bisa dijual di toko sendiri.
Untuk menjawab tantangan zaman, ia pun tidak hanya melewati penjualan fashion di tokonya, melainkan juga memanfaatkan dunia teknologi.
“Pemasarannya saya juga via instagram, facebook, BBM, line dan sebagainya. Alhamdulillah orderan crochet sudah sampai Sumatera dan Kalimantan,” papar dia.
Nama tokonya “De Siluet”, lanjut dia, fokusnya di kerajinan handmade crochet, misalnya case HP, topi bayi, bolero, tas, sepatu, jam tangan dan sebagainya yang asli buatan tangan.
“Tapi di toko De Siluet kita menyediakan batik, hijab, kemeja juga,” ujar perempuan yang lahir dari pasangan Baryadi dan Wiranti tersebut.
Dari SD, lanjut dia, sata suka desain baju, dan alhamdulillah kuliah dari semester awal sampai sekarang cumlaude.
Adik dari Febrian tersebut, ke depan ingin mengembangan usaha yang selaras dengan jurusan kuliahnya tersebut.
“Harapannya semoga cepat bisa lulus dan bisa fokus menjalankan bisnis fashion De Siluet,” ujar dia. (Red-HJ44/Foto: YR/Harian Jateng).