Hidayah Kepala MI Maarif Kalibeber Wonosobo saat memberikan santunan. |
Wonosobo, Harian Jateng – Dalam memperingati 10 Muharram 1437 Hijriyah, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah merayakannya dengan memberikan santuan kepada 180 yatim piatu dan fakir miskin.
Dalam pemberian santunan tersebut, hadir beberapa tokoh masyarakat Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, kemudian juga Komite Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kalibeber, Ghofir AS. Hadir pula ketua Yayasan, Muslih, dan wali murid serta warga setempat.
Hidayah SPdI Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Kalibeber, Wonosobo, kepada Harian Jateng menegaskan bahwa usai dilakukan proses verifikasi dari total 300 an peserta didik, pihaknya mendapatkan setengah peserta didik yang masuk kategori yatim piatu dan fakir miskin.
Menurut Hidayah, data yatim piatu ada sebanyak 15 anak, kemudian data untuk anak-anak yang masuk kategori fakir miskin ada 165 anak.
Mereka, kata Hidayah, kami beri santunan berupa uang dan perlengkapan sekolah, mulai dari buku, pensil, dan tas. Bagi anak yang sudah ditinggalkan orang tuanya.
“Kami beri santunan uang Rp150ribu. Dan anak yang masuk kategori fakir miskin diberi santunan uang Rp20.000,” ungkapnya.
Hidayah juga mengatakan bahwa dana santunan adalah dana bantuan dari para guru, masyarakat Kalibeber Wonosobo dan juga wali murid.
Santunan yang diberikan kepada siswa-siswi tersebut adalah secara rutin setiap tahun dibagikan setiap pada tanggal 10 Muharram.
Selama satu minggu, lanjut Hidaah, kami mengumpulkan santunan dari guru, masyarakat Kalibeber dan Wali Murid.
“Alhamdulillah terkumpul uang sebesar Rp15juta,” ungkap dia kepada harianjateng.com.
Total dana santunan tahun 2015 tersebut, dari data yang ada, menurut Hidayah mengalami kenaikan cukup signifikan.
Pasalnya, pada santunan tahun sebelumnya, santunan terkumpul Rp11.000.000. Akan tetapi, pada tahun 2015 ini meningkat drastis, yaitu menjari Rp.15.000.000.
Keinginan masyarakat yang mampu dan wali murid serta guru untuk memberikan santunan sangat tinggi, ungkap Hidayah, karena, dalam satu Minggu bisa terkumpul uang Rp15.000.000.
“Antusias untuk berbagai terhadap pelajar yang kurang mampu sangat tinggi,” beber dia. (Red-HJ34/Foto: Jam/Harian Jateng).