Warga saat meminta air di rumah Sumardjan, Minggu (1/11/2015). |
Blora, Harian Jateng – Sumur milik Sumardjan, warga RT 3 RW 1 Dukuh Triteh, Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora yang dianggap ajaib, kini dikunjungi warga setempat dan dari berbagai daerah.
Baca juga: Sumur Ajaib di Blora Gegerkan Warga,
Mereka tidak sekadar melihat sumur yang berada di dalam rumah tersebut, namun juga membawa jerigen, botol aqua, dan botol lainnya.
“Sejak seminggu kemarin sudah banyak yang ke sini, ada yang dari Tamanrejo, Blora, Ngawi, Pati, Semarang dan paling banyak dari Tambahrejo sendiri,” ujar Sumardjan, Minggu pagi (1/11/2015) kepada Harian Jateng di rumahnya.
Menurut dia, kebanyakan yang datang adalah ibu-ibu yang menilai air tersebut mengandung kekuatan tertentu.
“Mereka datang minta ya kami kasih, untuk apa saya juga kurang paham. Namun menurut saya, saat sumur itu penuh, kejadiannya memang pas Kamis malam Jumat Kliwon, yaitu tanggal 24 Oktober 2015 malam, pas bulan suro, mungkin dianggap sakral,”beber Kepada SDN 01 Tawangrejo Blora tersebut.
Saimah (67) warga Tambahrejo Blora, mengaku meminta air dari sumur milik Sumardjan tersebut untuk diminum. Bahkan, pihaknya tidak memasak air tersebut, namun langsung diminum.
“Langsung kulo ombe, boten dimasak riyen,” ungkap Saimah dengan Bahasa Jawa. Perempuan tersebut juga mengakui, ia mendengar kabar sumur tersebut dari tetangganya.
Ia mengakui, bahwa air tersebut tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk cucunya yang sedang sakit. Ia meyakini, air tersebut bermanfaat bagi kesehatan.
Sementara itu, Sukemi, warga setempat yang juga meminta air sumur miliki Sumardjan tersebut mengatakan bahwa kehadiran sumur aneh tersebut membuat geger warga.
“Ya kepercayaannya aneh-aneh, ada yang untuk minum biasa, namun ada juga yang mengaggap sakral, karena saat nyumber, sumur itu bertepatan pada malam Jumat Kliwon,” ungkap dia.
Untuk menyalurkan air tersebut, Sumardjan pemilik sumur mengalirkannya dengan pompa sanyo di belakang rumah. “Ya kalau minta ya kami ambil dari sanyo di slang yang dialirkan di ember, terus kalau bawa jerigen atau botol ya kami isikan,” imbuh dia.
Dia mengakui, dalam hari ini saja, Minggu (1/11/2015), sudah sekitar empat puluh orang datang meminta air tersebut.
“Paling banyak itu ibu-ibu dan mbah-mbah, dibuat apa saya tidak tahu, tapi kebanyakan digunakan untuk obat, kepercayaan mereka begitu,”jelas dia. (Red-HJ44/Foto: Harian Jateng).