Sungai Serayu di komplek Siwatu sudah mulai kehabisan material pasir, Jumat (30/10/2015).
|
Wonosobo, Harian Jateng – Musim kemarau panjang membuat harga pasir di wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah melangit naik tinggi. Salah satunya adalah pasir dari sungai Serayu, Kabupaten Wonosobo.
Sampai Jumat (30/10/2015), pasokan pasir di sungai serayu dan beberapa sungai penghasil material pasir di Wonosobo kehabisan stok.
“Sudah sejak beberapa hari ini kami terpaksa membuat split, karena pasirnya sudah tidak ada. Sudah saya gali sampai ke dasar sungai, tetapi sudah habis,” ujar Yono, penambang pasir sungai Serayu disela-sela membuat split.
Dikatakannya, meskipun ada meterial pasir tetapi harganya naik tajam. Di sisi lain, kualitas pasir kalinya juga kurang bagus.
“Saat ini kalau mau cari pasir sungai yang hitam sangat jarang. Karena, sudah tidak ada sama sekali. Paling, nunggu hujan turun, baru pasir yang hitam akan ada,” ungkap dia.
Untuk meterial pasir sungai per truknya, menurut Yono telah mencapai Rp350.000. Sebab, pasokan pasir sangat sulit.
“Kalau musim hujan harga Rp350.000 itu sudah paling bagus dan mahal sekali,” ungkap dia.
Tidak hanya itu, puluhan kendaraan pengangkut material galian c rela berangkat pukul 03.00 WIB dini hari demi mendapatkan material.
Hal itu dilakukan jika mereka berangkat lebih dari pukul tersebut, maka pulangnya dipastikan akan lebih siang.
Sopir angkutan material asal Garung Wonosobo, Agus, mengatakan bahwa proses pembangunan yang hampir serentak dilakukan pada bulan Agustus-September bahkan sampai Oktober 2015 tersebut memberikan dampak tersendiri bagi para pemborong.
Pasalnya, pemborong bangunan merasakan kesulitan untuk mendapatkan material pasir yang dijual.
“Untuk bisa mendapatkan pasir dan batu memakan waktu yang cukup lama. Karena, kami harus antri berpanjang-panjang, Ya memang masih bisa mendapatkannya, tetapi karena proyeknya cukup banyak sehingga kami sendiri tidak bisa dapat material dengan cepat,” tukas dia.
Langkanya adalah pasokan pasir atau batu itu juga dipicu dengan adanya upaya tegas oleh pemerintah bagi para penambang liar. Sebab, bila terbukti ada penambang nakal, maka langsung diperingatkan. “Aturan penambangan pasir sangat ketat,” tuturnya. (Red-HJ13/Foto: Jam/Harian Jateng).