Salah satu pengunjung Taman Baca Perahu Kertas, Kamis (5/11/2015). |
Banyumas, Harian Jateng – Selama ini sudah banyak wisata edukasi berdiri di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Salah satunya adalah Taman Baca Perahu Kertas yang sudah berdiri dengan spirit kemajuan bangsa.
Taman Baca Perahu Kertas merupakan perpustakaan nirlaba yang diperuntukan untuk umum, khususnya untuk anak-anak di sekitar Taman Baca Perahu Kertas. Setiap peminjaman buku maupun kegiatan lain di Taman Baca Perahu Kertas tidak pernah memungut biaya. Pendanan berasal dari donator. Namun jika tidak ada donator kegiatan, maka pendanaan berasal dari uang pribadi pendiri.
Mengapa perpustakaan ini dinamakan taman baca? “Taman identik dengan tempat yang sejuk untuk menghilangkan penat. Penggunaan nama Taman Baca diharapkan perpustakaan ini mampu memberikan rasa nyaman dan mampu menghilangkan penat disamping menambah wawasan pengunjungnya,” ujar pengelola Taman Baca Perahu Kertas Banyumas, Angga Ruben Swastingga kepada Harian Jateng, Kamis (5/11/2015).
Wisata Edukasi
Layaknya sebuah taman yang penuh dengan beraneka ragam bunga dan tanaman, perpustakaan ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana pinjam meminjam buku namun juga beragam aktifitas bermanfaat lainnya, seperti proses belajar mengajar.
Taman juga identik sebagai tempat bermain, semoga penggunaan kata Taman Baca menjadikan perpustakaan ini tidak hanya tempat untuk membaca, tetapi juga tempat belajar dan bermain anak-anak. Bermain permainan edukatif tentunya.
Taman Baca Perahu Kertas yang berlokasi di Desa Pandansari, RT 2 RW 2 Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas tersebut juga didesikasikan dekat dengan anak-anak
“Perahu Kertas merupakan mainan yang identik dekat dengan anak. Seperti mainan Perahu Kertas yang identik dekat dengan anak-anak, perpustakaan inipun diharapkan selalu dekat dengan anak-anak dan sebagai tempat belajar dan bermain anak-anak,” papar Angga Ruben Swastingga.
Perahu kertas, lanjut dia, merupakan mainan yang sangat sederhana. Saking sederhananya, perahu kertas bisa dibuat dengan selembar kertas bekas maupun kertas Koran yang berserakan.
Taman baca ini didirikan dengan sangat sederhana. Hanya bermodalkan empati terhadap kondisi anak-anak yang lebih suka bermain gadget dan sangat jauh dari buku. Maka timbulah keinginan untuk membuat suatu tempat yang mendekatkan anak-anak dengan buku.
Taman Baca Perahu Kertas tidak menunggu memiliki koleksi buku banyak, memiliki rak buku yang layak maupun memiliki tempat yang memadai untuk memulai kegiatan ini. Di awal pendiriannya, koleksi buku di Taman Baca Perahu Kertas merupakan buku-buku koleksi pribadi pendiri yang jumlahnya tidak lebih dari 20 eksemplar.
Rak bukunya pun merupakan rak buku bekas saat pendiri masih sekolah. Sedangkan untuk tempat, teras rumah orang tua pendiri menjadi pilihan awal untuk memajang beberapa buku di atas rak. (Red-HJ33/Foto: Amel/Harian Jateng).