Tokoh masyarkat sedang melaksanakan doa bersama di acara mardi dusun Kalibenda, Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, Jumat (6/11/2015).
|
Wonosobo, Harian Jateng – Tumpengan yang disajikan dalam mardi dusun di Kalibenda, Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo menjadi tradisi unik. Sebab, kegiatan yang digelar selama satu tahun sekali tersebut bertujuan melalui doa bersama, warga dijaga keselamatannya dari mala bahaya dan diberikan rezeki yang berlimpah dan dijaga semuanya.
“Setidaknya mardi dusun ini untuk mengenalkan kepada generasi penerus, karena ketika tidak dikenalkan maka warisan ini akan hilang,” ujar Ketua Panitia Mardi Dusun Kalibenda, Haryono kepada Harian Jateng, kemarin, di sela-sela tasyakuran mardi dusun.
Tidak sekadar mengundang tokoh agama, tasyakuran tersebut juga mendapuk tokoh masyarakat, dan semua perangkat desa Pungangan.
Mardi dusun Kalibenda tersebut, dalam sejarahnya sudah dimulai dengan ziarah ke pendiri desa dilanjutkan dengan membaca doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng, ingkung dan jajanan pasar.
Tujuannya, menurut Handoyo adalah untuk menjaga, memelihara dan melestarikan tradisi yang sudah ada dikampung kepada generasi selanjutnya. Karena, dengan menggelar mardi dusun maka mengenalkan kepada generasi di Kalibenda mengenai warisan leluhurnya.
Tradisi tersebut merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh warga yang bertujuan untuk menghindari bencana alam dan mensyukuri nikmat yang sudah diberikan.
“Kami mengawali mardi dusun dengan ziarah ke sesepuh dusun. Dilanjutkan dengan mengundang semua tokoh masyarakat di Pungangan untuk hadir dalam syukuran dusun,” ungkap dia.
Disebutkan, untuk selametan dusun dilakukan dengan membuat 3 tumpeng dan 6 ingkung. Selain itu, aneka jajanan pasar juga disiapkan. “Warga juga membawa sebagian makanan untuk dibawa dan didoakan dan dibawa pulang,” papar dia. (Red-HJ12/Foto: Harian Jateng).