Krisda Rofa Sadani. Foto: dok-pribadi. |
Dalam dunia akademik, orientasi menjadi ilmuwan dan mendapat gelar sudah menjadi tujuan publik. Akan tetapi, bagi Krisda Rofa Sadani, dalam kuliah butuh tujuan khusus yang bisa mencapai titik kepuasan dan kebahagiaan.
Mahasiswi yang kini duduk di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FIP Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut, sepakat jika dalam kuliah tidak hanya mengejar gelar saja.
Meskipun kebanyakan kuliah PGSD karena orientasi menjadi guru PNS dan melihat banyak peluang lowongan guru SD, akan tetapi hal itu tidak menjadi tujuan utama Krisda Rofa Sadani.
“Kalau menurutku sih jadi guru nggak harus PNS. Yang penting mengajar saja, ketemu anak-anak saja sudah seneng. Soalnya, saya pribadi seneng sama anak-anak,” ujar dia kepada Harian Jateng, Jumat (13/11/2015) di Semarang.
Bangga Pilih PGSD
Perempuan yang lahir di Jepara, 27 Mei 1994 ini mengaku bangga bisa masuk di PGSD Unnes. Baginya, kuliah di jurusan PGSD Unnes memang membawa dampak positif yang sangat banyak.
Padahal, perempuan asal Pecangaan Kulon, RT 5 RW 2, Pecangaan, Kabupaten Jepara ini mengakui, awalnya ia kuliah PGSD bukan karena tuntutan atau dorongan orang tua.
“Saya ambil PGSD Unnes karena pilihan pribadi. Dari orang tua, dulu katanya gak dikuliahin karena masalah biaya. Kemudian, saya terus daftar-daftar sendri sama ikut beasiswa Bidikmisi, setelah diterima baru berani bilang sama orang tua dan diizinkan,” jelas dia.
Calon guru SD yang pernah menimba ilmu di SD 1 Pecangaan Jepara, SMP SD 1 Pecangaan Jepara, dan SMA 1 Pecangaan Jepara ini mengakui, bahwa ia memilih PGSD juga karena dorongan guru waktu SMA.
“Itu juga disaranin sama guru SMA untuk memilih PGSD Unnes,” beber dia.
Meskipun di Jepara mayoritas berbisnis ukir, akan tetapi perempuan ini tidak tergoda untuk berbisnis ukir.
“Memang sih di Jepara banyak potensi ukir, tapi di daerahku bukan pengahsil ukir. Jadi saya lebih suka tetap jadi guru nanti,” ungkap perempuan berhidung mancung tersebut.
Bagi dia, menjadi guru memang tidak semudah yang dibayangkan. Calon guru yang kini hampir lulus tersebut, sepakat jika menjadi guru harus professional.
“Kalau guru professional ya minimal memenuhi 4 kompetensi guru, yaitu pedagogi, kepribadilan, sosial dan kompetensi professional,” kata dia.
Akan tetapi, lanjut dia, selain itu menurutku yang terpenting adalah mengerti apa yang dimau atau dbutuhkan anak. “Karena guru itu hakikatnya tidak cuma ingin didengar mereka, tapi juga mau mendengar mereka,” pungkas dia. (Red-HJ13/Foto: Kris/Harian Jateng).