Suasana seminar yang digelar BEM Vokasi Universitas Indonesia |
Jakarta, Harian Jateng – Tak lama ini, BEM Vokasi Universitas Indonesia menggelar Seminar MEA dan Softskill bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, 6 November 2015.
Dalam Seminar tersebut, dihadiri oleh Narasumber yaitu Ferry Firmawan Ph.D (Anggota DPRD Jawa Tengah), Ir. Suhadi, M.Si (Direktur Standarisasi Kompetensi & Pelatihan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan) dan DR. Harris Munandar (Kepala Badan Penelitian & Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian).
Ferry menyampaikan materi tentang Pentingnya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dari perspektif daerah dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
MEA merupakan suatu kawasan yang diharapkan akan stabil, makmur dan berdaya saing tinggi sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang terdapat aliran bebas barang jasa, investasi dan tenaga kerja.
Tujuan MEA mengarah pada peningkatan ekonomi serta pemerataan ekonomi, khususya yang berada di daerah. Lanjutnya, kita harus menjadikan Indonesia sebagai barometer MEA dengan mengubah persepsi. Jangan sampai, kita hanya menjadi buruh di Negeri sendiri.
“Bangsa Indonesia yang diprediksi akan mengalami bonus demografi, yaitu jumlah angkatan kerja melimpah menjadikan Indonesia berpotensi untuk memiliki daya saing tinggi. Meskipun, semua instrumen dan persiapannya perlu dilakukan secara matang” ungkapnya.
Sebagai anggota DPRD Jawa Tengah, pihaknya selalu menekankan kepada pemerintah agar mempersiapkan baik infrastruktur, mentalitas, kualitas SDM maupun daya saing daerah. MEA tidak dapat dihindari lagi, itu merupakan keputusan final yang harus dijalankan, maka sebagai mahasiswa dan pemuda, kita harus percaya diri pada kemampuan dan responsif terhadap segala informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan MEA.
Wenly, seorang mahasiswa bertanya mengenai fungsi wakil rakyat menghadapi MEA. Ferry menjawab bahwa wakil rakyat memiliki fungsi legislatif yaitu memperjuangkan peraturan yang bijak dan menguntungkan bagi masyarakat, fungsi lain yaitu monitoring, mengawasi segala kinerja pemerintahan dan bertindak jika tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. “Fungsi terakhir yaitu budgeting, mengalokasikan anggaran dana bagi pemerintah agar dapat menjalankan program dan mengatasi permasalahan rakyat” paparnya.
Ferry yang juga sebagai pengusaha, berkomitmen untuk dapat membantu masyarakat dan lingkungan sekitar melalui dana CSR yang dialokasikan sebagai tanggung jawab terhadap sekitar perusahaan.
Selain itu, Ferry mengatakan mahasiswa tidak perlu takut dan khawatir terhadap MEA, cukup dengan mengembangkan diri masing-masing agar menjadi 5 kualitas insan, yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan religius, dan insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Tuhan”.
“Melalui pembangunan mental dan karakter diri, meningkatkan rasa nasionalisme dan bangga menjadi Indonesia, masyarakat Indonesia akan lebih dapat berdaya saing dengan negara-negara lain,” pungkas dia. (Red-HJ12/MSFI/Harian Jateng).