Puluhan kintal kubis sedang direbutkan pedagang dipasar Kertek, Kecamatan Kertek, Wonosobo, Selasa (24/11/2015).
|
Wonosobo, Harian Jateng – Harga kubis di wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah melejit seperti roket menjelang musim hujan tahun ini. Pasalnya, harga kubis di Wonosobo kini tembus Rp5.000 per kilogramnya.
Kenaikan tersebut karenakan di musim kemarau, para petani setempat sulit menanam kubis dikarenakan lahannya kering. Akhirnya, harga kubis di Wonosobo menjadi naik tinggi.
Pantauan di lapangan, ketersediaan kubis selama November 2015 di Wonosobo, ternyata berdampak pada harga kubis yang menguntungkan petani kubis.
Dari pantauan Harian Jateng, hektaran lahan petani di lereng Sumbing dan Sindoro dan Dieng dan beberapa wilayah Wonosobo mulai ditanami kubis karena musim hujan mulai datang.
Akan tetapi, hanya sedikit kubis milik petani setempat yang siap panen. Bahkan, hanya sekita 30 persen petani yang bisa menanam kubis ketika musim kemarau dan bisa panen pada musim hujan.
“Rasanya lega jika harganya terus naik. Bisa digunakan untuk menutupi modal tanam. Karena, modal tanamnya juga butuh biaya yang sangat besar,” terang petani kubis Kalikajar Wonosobo, Rohman di sela-sela memanen kubis di ladangnya, Selasa (24/11/2015).
Dikatakannya, naiknya harga kubis di Wonosobo tersebut, lebih dipicu karena minimnya petani yang tanam kubis. Pasalnya, saat memasuki musim hujan ini hampir hektaran lahan baru bisa ditanami kubis.
Sebenarnya, kata Rohman, jika yang nanam tidak terlalu banyak, harga kubis akan tetap stabil.
“Tetapi, ketika yang nanam banyak maka harganya anjlok,” paparnya.
Pihaknya mengatakan, bisa menanam kubis karena masih mendapatkan stok air. Karena, selama musim kemarau sangat sulit untuk mendapatkan stok air.
Saat ini stok air sudha mudah, lanjutnya, tetapi panenan kubis saat ini juga sudah memeliharanya secara rutin ketika musim kemarau.
Dikatakannya, untuk harga kubis perkilonya Rp5000. Namun, untuk kualitas kubis yang kurang bagis Rp4ribu. Itupun terbilang sudah diatas rata-rata karena pasokannya sedang langka dan sulit didapatkan.
“Sebenarnya jika Rp2000 saja petani sudah untung, apalagi harganya terus naik, maka untungnya bertambah,” tandas dia.
Sementara itu, pedagang kubis di pasar Kertek Wonosobo, Sugiono membenarkan kenaikan harga kubis tersebut. Sebab, menurut dia, sejak beberapa bulan ini harga kubis terus naik. Kenaikan itu dikarenakan stok langka dan kubis sulit didapatkan.
“Untuk bisa mendapatkan kubis cukup sulit. Karena, stoknya langka, jadi secara otomatis harganya naik,” imbuh dia kepada Harian Jateng.
Dikatakannya, harga sayuran akan mengalami kenaikan apabila ada pemetaaan tananam. Karena, dalam menanam itu disesuaikan dan dipetakan maka petani akan jaya.
“Turunnya harga itu lebih dikarenakan pasokannya berlimbah. Sebab, petani secara serentak menanam satu jenis tanaman yang sama,” ungkap dia.
Pihaknya menaksir, bahwa harga kubis akan kembali normal pada puncak musim penghujan, yaitu diperkirakan pada bulan Januari 2016 nanti. (Red-HJ24/Foto: Jam/Harian Jateng).