Pasar Ikan Kertek Wonosobo Memprihatinkan

20
Aktivitas pedagang Pasar Ikan Kertek Wonosobo, Rabu (25/11/2015).

Wonosobo, Harian Jateng  – Pasar ikan Kertek Wonosobo, Jawa Tengah kian lama kondisinya semakin memprihatinkan. Pedagang pasar ikan Kertek merasa jika kondisi pasar ikan Kertek sudah jauh dari layak.

Maka dari itu, mereka menginginkan agar ada perhatian untuk segera memperbaiki kondisi pasar ikan Kertek yang sudah terlihat kumuh.

Pasalnya, keberadaan pasar ikan Kertek sangat membantu untuk menopang perekonomian masyarakat sekitar.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Ikan Kertek, Wonosobo, Imam Al Ghazali mengatakan, sudah pernah ada wacana untuk memindahkan pedagang pasar ikan Kertek ke lokasi balai pembibitan ikan di Kenjer.  Akan tetapi, pedagang ikan di Kertek merasa keberatan.

“Sebenarnya untuk meramaikan tidak harus dipindah, hanya butuh untuk diperbaiki saja. Sebab, pasar ikan Kertek sudah menjadi rujukan dari para petani ikan di  Kecamatan lain,” tuturnya kepada Harian Jateng di sela-sela berjualan bibit ikan, Rabu (25/11/2015).

Dikatakan Imam, selama ini tidak ada masalah yang dihadapi oleh pedagang ketika berjualan ikan. Hanya saja kondisi pasar perlu untuk diperbaiki supaya terlihat lebih baik.

“Selama ini ketika hendak memperbaiki pasar ikan, pedagang ikan di pasar Kertek iuran,” beber dia.

Dijelaskannya, pasar ikan Kertek merupakan rujukan para petani untuk membeli benih ikan. Karena, ketersedian bibit ikan di pasar ikan Kertek selalu ada.

“Banyak sekali petani ikan di wilayah Mojotengah, Wonosobo, Sapuran, Leksono dan Kalikajar yang datang langsung ke pasar ikan Kertek. Mereka bisa leluasa memilih benih ikan yang dibutuhkan,” terangnya.

Imam juga menjelaskan bahwa sebenarnya yang mendesak dibutuhkan oleh pedagang adalah modal. Pasalnya, selama musim hujan banyak sekali mitra tani yang hendak membudidayakan ikan.

“Hampir setiap pedagang di pasar ikan Kertek itu memiliki petani binaan. Artinya, petani yang membudidayakan bibitnya, kemudian kami yang menjualnya. Modelnya kerjasama, kami yang memberikan modalnya. Tetapi, saat ini sedang kesulitan untuk modal,” tegas dia.

Sementara itu, kepada Harian Jateng, Ahmad pedagang ikan asal Kalisuren yang mengaku, memasuki musim hujan banyak sekali petani yang mulai membudidaya ikan. Pasalnya, pasokan air selama musim hujan sangat banyak.

“Pada musim kemarau ada sedikit penurunan petani yang membudidaya ikan. Tetapi, musim hujan ini mulai banyak petani yang membudidayakannya,” ujar dia.

Ia menjelaskan bahwa untuk bibit ikan jenis bandung dan melem per gelasnya Rp12.000. Namun, untuk bibit ikan munjahir pergelasnya Rp7000. (Red-HJ99/Foto: Jam/Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here