Hiburan Malam di Wonosobo Ditolak Tokoh Agama

0
Ilustrasi

Wonosobo, Harian Jateng – Sejumlah tokoh agama di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk menutup hiburan malam yang ada di Wonosobo.

Pasalnya, dengan maraknya hiburan malam yang bertebaran di Wonosobo sangat merusak moral bangsa.

Plt PCNU Kabupaten Wonosobo, Musofa menegaskan bahwa  sebenarnya harus ada kesadaran sendiri dari pemilik karaoke, apabila tidak memiliki izin maka jangan melakukan operasi.

Sebab, keberadaannya cukup mengancam moral generasi muda dan juga meracuni masyarakat setempat.

”Penutupan itu tentunya harus dilakukan oleh aparat yang berwenang. Karena, sudah menjadi tugasnya. Dan kami meminta kepada aparat yang berwenang untuk segera melakukan penindakan. Apabila tidak memiliki ijin maka harus ditutup,” katanya kepada Harian Jateng.

Keberadaan karaoke itu malah menghambat tugas-tugas atau misi-misi untuk memperbaiki masyarakat. Pasalnya, baik NU, Muhammadaiyah itu memiliki peran untuk memperbaiki mental, moral masyarakat. Ataupun keadaan ekonomi masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di sisi lain, agar tidak menghambat peran-peran ormas keagaamaan maka harapannya pemerintah mengantisipasi hal-hal seperti itu.

“Jika itu merusak jangan dikasih izin. Kalau tidak ada aturannya dibuat aturanya. Jangan disatu pihak memperbaiki disatu pihak merusak. Harus saling kerja sama,” tegas dia.

Senada dengan pemimpin PP Futuhiyah, KH Rofik juga menegaskan bahwa agar keberadaan karaoke tidak marak, maka harus dibuat regulasi yang jelas. Pasalnya, dengan dibuatnya regulasi maka akan mempermudah setiap bagian untuk melakukan upayanya masing-masing.

“Kalau aturannya sudah dibuat maka ketika satpol bertindak ada dasar hukumnya. Pengelola juga enak ketika melakukan operasinya. Agar, aparat juga benar-benar difungsikan sebagaimana mustinya,” ujar dia.

Keberadaan karaoke juga  menimbulkan keresahan. Sebab, pada saat karaoke kadang terjadi pertikaian.

 “Kita tidak melarang, tetapi untuk apa kita sia-siakan waktu,” tukas dia.

Hal yang  meresahkan bukan masalah music karaokenya. Namun, yang menggangunya itu jika ada ekses-ekses negatif.

“Seperti beberapa tahun lalu ada seorang pelanggan  yang membawa miras kedalam dan mabuk. Ahirnya karaoke digeruduk dan cukup meresahkan warga,” terangnya.

Pihaknya juga memberikan komitmen kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati yang terpilih untuk membuat aturan yang tegas perihal maraknya karaoke di Wonosobo. Sehingga, generasi yang akan datang tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif. (Red-HJ99/Foto: Febi/HJN).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here