Bercak Kuning – Tuni Anwar petani cabai asal Wonosari, Kecamatan Kalikajar sedang menunjukkan ntanaman cabai yang mulai muncul bercak kuning, Selasa (1/12/2015).
|
Wonosobo, Harian Jateng – Cabai di beberapa wilayah Kabupaten Wonosobo terkena bercak kuning. Di Wonosobo sendiri, selama musim hujan, beberapa hekatare tanaman cabai milik petani di lereng Sindoro dan Sumbing daunnya mulai muncul bercak kuning dipermukaan daun.
Pantauan Harian Jateng, bercak tersebut akan meluas sehingga daun akan berwarna kuning. Diketahui, daun cabai perlahan akan melengkung dan kaku dan selanjutnya kan terlihat keriting.
“Terakhir daunnya rontok dan akhirnya tanaman cabai akan mati secara perlahan. Kondisi seperti itu dialami oleh semua petani tanaman cabai,” tutur Tuni Anwar petani cabai asal Wonosari, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo di sela-sela merawat tanaman cabainya, Selasa (1/12/2015).
Dikatakan Anwar, awal mula terjadinya penyakit ini diawali terlebih dahulu dari serangan kutu yang menyerang pada daun cabai yang masih muda. Kemudian, kata Anwar, Daun yang terserang kutu akan menggerut dan melingkar.
“Pernah saya amati, ada semacam cairan didaun dan digerumbuli semut didaunnya. Lalu daunnya mulai keriting dan mengkuning,” papar dia kepada Harian Jateng.
Anwar juga mengatakan bahwa akibat serangan tersebut, hasil panen berkurang sangat jauh dibandingkan dengan normalnya. Apalagi, hampir sebagian besar lahan-lahan milik petani ditanai dengan cabai, namun terlihat tak ada satupun tanaman cabai aman dari penyakit daun kuning.
Kadang, kata Anwar, hujan kadang panas dengan sangat membuat cabai kami banyak yang membusuk dan rontok.
“Selain itu juga diserang penyakit daunya yang mengkuning,” tegas dia.
Dikatakannya, kondisi tersebut lebih disebabkan karena tanaman cabai sangat peka terhadap air hujan yang berlebih. Selain itu, hal itu menurut Anwar juga karena cuaca yang tak menentu.
“Tidak hanya buah dan daunnya, bahkan sejak berbunga juga banyak yang layu dan berguguran,” tukas dia.
Senada dengan hal itu, petani cabai di Kembaran, Kecamatan Kalikajar Subandi mengatakan, tidak tahu kenapa daun cabainya mulai menguning. Padahal baru panen satu kali.
Menurut dia, sudah berbagai cara pengobatan dilakukan pengobatan namun daunya tetap menguning.
“Sudah saya belikan bermacam-macam obat, namun daunnya tetap menguning, lebih kwatirnya merambat ke pohon cabai yang lain,” kata dia.
Petani tersebut juga mengatakan bahwa dengan kondisi cuaca buruk diperkirakan menanggung kerugian hingga jutaan rupiah.
Bahkan, dikatakannya, kerugian itu ditanggung untuk biaya bibit, pupuk dan biaya pengelohan tanah.
“Kalau cuacanya seperti ini tanaman kami kemungkinan pada rusak. Dan kami harus menaggung kerugian cukup besar. Padahal, harga cabai mulai naik,” katanya.
Menurut dia, Untuk biaya modal panen sekitar Rp.10.000.000. Jumlah tersebut dihitung dari bibit, pupuk dan juga pengolahan.
“Totalnya itu sekitar Rp10.000.000, sebab untuk bibit cabainya ada sekitar Rp.15.000an dan plastik rolnya juga lebih dari satu,” terangnya. (Red-HJ99/Foto: Jam/Harian Jateng).