M. Arifin foto bersama para panelis Indotrace |
Kudus, Harian Jateng – Ketua Pusat Karir dan Pelacakan Alumni (PKPA) Universitas Muria Kudus (UMK), Muhammad Arifin pada 27-28 November 2015 kemarin, menjadi salah satu pemateri dalam workshop and training pada Indonesia National Tracer Study Network (Indotrace) di Sanur Paradise Plaza Hotel Bali.
Pihaknya menjadi perwakilan UMK Kudus dan didaulat menjadi salah satu narasumber bersama Ambar Kusuma Astuti dari Universitas Kristen Duta Wacana/ UKDW, Yogyakarta, kemudian Boby Muslimin dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Elviza Diana dari Universitas Prof. Dr. Hazairin SH, Bengkulu, serta Remuz MB. Kemurawak dari Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua.
Indotrace sendiri, menurut dia, adalah rangkaian dari International Conference (Exlima) 2015 yang digelar di tempat yang sama pada 25-26 November 2015.
Hadir pada kesempatan itu, antara lain peneliti tracer dari Prancis, Jepang, Itali, Norwegia, Oman, Malawi, Cina, termasuk sang Presiden peneliti tracer studi dunia, Harald Schomburg (University Kassel, Jerman).
Dalam kesempatan penting tersebut, pihaknya berbagi pengalamn dalam pleno di depan sekitar 200 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di tanah air.
“Kami diminta menyampaikan tentang strategi dan hasil pelacakan alumni di UMK,” ungkap dia.
Arifin menyatakan ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pelacakan alumni di sebuah universitas.
“Dimulai dengan tahap persiapan, yang meliputi pengumpulan data dari buku wisuda, validasi data, pengembangan kuesioner, persiapan undangan baik melalui email maupun sms, serta pelatihan survei bagi surveyor,” jelas dia.
Kegiatan tersebut dibuka Dr. Didin Wahidin (Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Selanjutnya, menurut dia, yaitu tahap publikasi melalui website, media sosial, spanduk, sms broadcast, survei, pengisian kuesioner, monitoring dan pengingat selama paling tidak tiga kali.
“Selanjutnya proses analisa. Yaitu dengan melakukan pembersihan (penghapusan) data-data yang tidak valid, analisa data, analisa hasil dan pelaporan, desiminasi hasil sementara (pendampingan dari Dikti), serta laporan akhir,” papar dia.
Untuk tahap akhir, lanjutnya, yaitu melakukan evaluasi. Evaluasi ini meliputi analisa laporan kepada rektor, dekan, dan kapala Program Studi (Prodi), hingga membuat temu pimpinan terkait hasil tracer studi. (Red-HJ99/Eros-UMK).