20 Perajin Bambu di Wonosobo Terancam Punah Diterpa Globalisasi

0
Perajin bambu asal Candirejo, Kecamatan Mojotengah, Supriyanto sedang menunjukkan hasil karya anyaman bambu, Senin (14/12/2015).

Wonosobo, Harian Jateng – Ada sebanyak 20 perajin anyaman bambu di Candirejo, Kecamatan Mojotengah. Nasib mereka semakin tak menentu, pemicunya adalah maraknya produk berbahan plastic dari Cina. Padahal, para perajin pernah mengalami masa-masa kejayaan, ketika masyarakat masih mengandalkan hasil anyaman bambu untuk syukuran.

Perajin bambu asal Candirejo, Kecamatan Mojotengah, Supriyanto mengatakan, ada sebanyak 20 perajin anyaman bambu yang masih bertahan di Candirejo. Tetapi, mereka sudah mulai beralih untuk tidak memproduksi besek takir, karena sudah terserang dengan produk dari Cina.

“Sekarang orang yang hendak syukuran sudah tidak menggunakan besek takir lagi. Karena, mereka sudah menggunakan besek dari bahan plastik. Memang harganya lebih murah, tetapi kami para perajin yang terancam punah,”tuturnya.

Para perajin memilih untuk membuat kerajianan anyaman berupa penampan, tempat lampu serta hiasan lainnya. Karena, untuk kukusan dan besek takir sudah tidak diminati lagi. “Solusinya kami beralih membuat penampan dan tempat untuk lampu, karena besek sudah tidak laku,”katanya.

Disebutkan, pada saat masyarakat masih memanfaatkan besek dari bahan bambu. Hampir setiap harinya, ada ratusan besek yang dibuat oleh para perajin. Karena, pesanan datang tidak hanya dari Wonosobo, melainkan dari Kendal, Purworejo dan Magelang. “Candirejo dulunya merupakan pusat pembuatan besek dan pesenan membludak dari berbagai daerah,”katanya.

Senada dengan perajin lainnya, Mutholib mengaku, untuk pesenan besek dari bahan bambu sudah tidak ada yang memesan. Kemudian, kukusan juga semakin hari semakin berkurang. “Saat ini hanya ada beberapa yang masih menggunakan kukusan, tetapi jumlahnya sangat sedikit,”tuturnya.

Menurutnya, pesanan yang masih banyak adalah besek merpati dan besek tembakau. Sebab, masih banyak petani tembakau dan pemelihara merpati yang membutuhkan besek. “Kalau besek tembakau dan kandang merpati masih banyak yang pesan. Tetapi, untuk kukusan dan besek sudah tidak ada,” tuturnya. (Red-HJ99/Foto: Ja/Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here