Ahmad Fauzi |
Pengertian Filsafat Manusia bisa Anda cari di google atau sumber literatur buku. Akan tetapi, makna dan pengertian filsafat manusia secara sederhana adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang makna menjadi manusia atau cabang filsafat yang membahasa tentang manusia.
Menurut Ahmad Fauzi, penggagas Samarra Collge, apabila memahami hidup sebagai manifestasi kehendak, niscaya kita akan mengutamakan naluri daripada rasio, memilih api dibandingkan dingin beku, yang dicari bukan ketenangan dan keseimbangan semata tapi tersentuhkannya diri pada badai perubahan yang terus bergelombang membara.
Menatap pucuk langit yang tidak berbatas dengan semangat menyala-nyala, berpetualang hingga senja, mengimani rasa ingin tahu yang tiada habisnya, itu baru disebut dengan gairah dan daya cipta. Apakah yang membuat peradaban itu terasa hidup dan mungkin?
Akal dan rasio bukanlah impuls yang paling asasi sebagai fundamen kebudayaan. Rasio itu terlalu pucat, seakan darah tidak mengalir dalam tubuh, beku dan dingin. Hal ini terjadi karena kita sering dibebani oleh pemikiran dan perhitungan yang tidak menggairahkan, kurang bernafsu dan tidak berapi. Pengetahuan yang digandrungi oleh keranjingan akut lebih membekas dan berpengaruh pada jiwa daripada pengetahuan yang dipaksakan, akan terasa menjemukan, hanya menjadi beban.
Dasar dari segala hal yang paling mendasar dalam hidup adalah insting dan naluri, dari keduanyalah rasio mendapatkan kekuatan, atau dengan kata lain insting dan naluri yang telah mengalami penghalusan dan sublimasi akan membentuk ruang yang disebut dengan akal.
Dalam logika dan akal bergerilya mengendap-endap insting yang licin dan halus, layaknya ular yang menggeliat di malam hari. Tanpa naluri, nalar tidak mungkin mengada. Nalar tidak boleh mengkhianati naluri, apabila begitu, ia akan membunuh kehidupannya sendiri. Akal menjadi pelaksana bagi peledakan hasrat dan insting, sebuah perjalanan panjang bagaimana manusia mengada dalam sejarah universal.