Suasana praktikum karya |
Semarang, Harian Jateng – Dalam rangka menjaga mutu pendidikan para murid Sekolah Menengan Pertama (SMP) di Kota Semarang, USAID Prioritas Jateng tengah menjalin kerja sama dengan enam SMP dengan melatih para guru berupa pembelajaran kretaif yang menghasilkan karya para siswanya.
USAID Prioritas melalui mitra Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengganderng SMP Negeri 7, 12, dan 13 Semarang serta mitra UIN Walisongo yaitu MTs Al Asror, MTs Negeri 2 Semarang dan MTs Darul Ulum yang diwakili para guru masing-masing sekolah diajarkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Salah satu siswa Silvi Saskia Maharani (14), percobaan fotosintesis yang dikerjakan berkolaborasi dengan teman-temannya menyatakan sangat membantu dalam proses belajar. Ia bisa belajar langsung mempraktekan dan menyimpulkan bahwa daun mengandung amilum dan dapat berubah warna jika ditetesi oleh cairan kimia lugol.
“Kita jadi lebih paham dan hasilnya kita deskripsikan secara deskripsi tertulis (baca: portofolio) sehingga apa-apa yang kita kerjakan menjadi lebih jelas dan masuk diakal,” pungkasnya.
Sementara itu, Afifuddin MSc, Phd, Spesialis Pengembangan LPTK USAID Prioritas Jateng, di Hotel Grand Candi Semarang, Senin (1/2/2016) mengatakan bahwa guru harus memiliki target agar siswa punya karya.
“Para guru harus memiliki target jika siswa harus memiliki karya, terutama pada enam bidang mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional yakni Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Kejuruan,” ujar dia.
Dikatakan Afifuddin para sekolah tersebut akan dikembangkan sebagai sekolah yang bebasis laboratorium dengan aneka jenis produk karya siswanya.
Sebanyak 90 guru dibimbing dalam mengkaji hasil dan rencana pembelajaran, penilaian teknik berdasar kurikulum 2013 dalam menyusun produk karya dan portofolio siswa.
“Sekolah lab bukan berarti harus belajar dengan praktikum saja tetapi praktikum sebagai pendukung sisiwa agar lebih kreatif dalam mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga penilaian dan Ujian Negara akan lebih obyektif tak terpaku pada hasil UN enam mapel saja,” ujar dia.
Dijelaskannya, penekanan produk pembelajaran bagi siswa dimunculkan dalam modul dimana dapat melihat variasi produk siswa.
Modul juga sebagai materi portofolio yang baik untuk menilai perkembangan siswa untuk dijadikan penguat dalam penilaian performa siswa.
Dalam praktikum lapangannya, USAID Prioritas di hari yang sama juga menyambangi SMPN 13 Semarang dengan menerapkan pola belajar parktik lab dengan melibatkan para siswa terhadap beberapa hasil karya.
Barokah Isdaryanti MPd Guru SMP N 13 Semarang, menjelaskan bahwa dalam rangkaian pelatihan dari USAID Prioritas mengajarkan tentang proses fotosintesis pada daun.
Produk yang direncanakan berupa laporan deskriptif yang terstruktur dimana siswa diharapkan memahami tentang sebuah proses fotosintesis dan manfaatnya bagi manusia.
Ini menarik, lanjut dia, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Caranya adalah melalui lembar kerja yang jelas.
“Lalu, meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan terakhir adalah menghasilkan sebuah produk karya siswa. Apakah itu tulisan, laporan atau bentuk lain yang sesuai dengan kompetensi dasarnya,” tandasnya. (Red-HJ99/Ari).