Jalan di Wonosobo Mirip Sawah Siap Tanam Padi, Kades: Belanda Tak Mungkin Menjajah Sini

2
Pengendara roda dua sedang melewati jalan yang dipenuhi air menuju Kumejing, Kecamatan Wadaslintang,Wonosobo, Rabu (3/2/2016).

Wadaslintang, Harian Jateng – Jalan sepanjang 500 meter dari Somogede menuju Desa Kumejing, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo, Jawa Tengah mirip sawah siap tanam padi, sebab sangat rusak parah.

Akibatnya, membuat pengendara roda dua dan roda empat kesulitan untuk melaluinya. Panatauan dilokasi, kondisi jalan sudah tidak layak untuk dilalui,karena tengah jalan banyak dijumpai lubang-lubang jalan.

Pantauan Harian Jateng di lapangan, jalan yang masih tanah itu juga dipenuhi dengan genangan air. Apalagi, bagian tengah terdapat bekas hentakan kendaraan bermuatan berat. Ketika, kendaraan roda dua melalui jalur tersebut, dipastikan akan terjerembab kedalam kubangan. Bahkan, ketika hujan, tak ada yang berani melalui jalan tersebut.

PJ Kepala Desa Kumejing, Hamid membenarkan, jalan dari Somogede ke Kumejing sangat rusak parah. Panjang jalan yang rusak parah sekitar 500 meter.

“Sangat menyulitkan warga mas,” jelas dia.

Menurutnya, bukan hanya pemerintah daerah saja yang enggan untuk memperbaikinya. Tetapi, penjajah juga tak mau untuk menginjakkan kakiknya di Kumejing.

“Bahkan, Belanda juga tidak mau untuk menjajah Kumejing, karena zaman dulu Belanda tidak sampai ke sini mas,”katanya.

Awal, salah satu warga Kumejing yang melalui jalan tersebut, Rabu (3/2/2016) merasa resah saat melalui jalan tersebut.

“Sudah puluhan tahun, jalan menuju Kumejing rusak parah. Tetapi, belum juga diperbaiki, padahal selain transportasi perahu, jalan tersebut adalah jalur utama menuju desa Kumejing,”tutur Awal.

Kondisi jalan akan sulit dilalui ketika musim hujan.  Selama musim hujan, tanah yang bercampur dengan air, akan membuat jalan semakin licin. Sehingga, tak sedikit pengendara roda ruda yang terpeleset ketika melalui jalan tersebut.

“Kalau musim kemarau tidak begitu berbahaya, tetapi ketika sudah memasuki musim hujan, jalannya sangat sulit dilalui. Dan banyak sekali warga yang terjatuh terpeleset ke dalam kubangan,”jelasnya.

Senada dengan pedagang kelapa asal Kumejing, Paino yang mengaku, sangat kesulitan untuk mengangkut kelapa ke pasar Wadaslintang. Sementara itu, ketika menunggu perahu, maka barang dagangan bisanya diangkut setiap satu minggu sekali.

“Solusinya karena tidak bisa mengangkutnya menggunakan kendaraan roda dua, maka mengumpulkan dulu. Kemudian, baru membawa kelapanya satu Minggu sekali,”jelasnya pada Harian Wonosobo.

Menurut, Paino banyak sekali, warga Kumejing yang terpaksa menginap disaudaranya, ketika musim hujan. Karena, warga merasa takut melalui jalur yang rusak.

“Pada saat musim hujan atau sedang hujan, banyak juga warga sini, yang akhirnya tidak pulang kerumah. Mereka memilih menginap disuadaranya yang ada di wilayah Kelurahan Wadaslintang. Karena, medannya sangat sulit dilalui,” ujarnya. (Red-HJ99/Foto: Mi-Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here