Abita, Mejalani Modelling dengan Cinta

0
Sabrina Witasari. (Foto: dok-pribadi).

Bagi Abita, menjadi model dan berkarya di dunia fotografi harus dilandasi dengan cinta. Pemilik nama lengkap Sabrina Witasari ini menegaskan, bahwa dalam menjalankan karir di dunia modelling, Abita mengaku tidak pernah muluk-muluk dalam mencapai sebuah target.

“Jujur saya tidak pernah muluk-muluk dalam bertarget mau jadi model apa. Yang penting apa pun yang saya sudah, belum atau akan lakukan di dunia modelling semua saya lakukan dengan cinta,” ujar Abita, model kelahiran Bumi Samin kepada Harian Jateng, Minggu (6/3/2016).

Perempuan berparas cantik kelahiran Blora 1Mei 1993 ini mengatakan bahwa selain sibuk di dunia modelling, ia juga sedang menyelesaikan perkuliahannya di Universitas Negeri Semarang (Unnes) serta menjajaki dunia bisnis.

Berkarya dengan Cinta
Ia juga menegaskan, bahwa di dunia modelling yang paling substansial adalah berkarya dengan cinta. “Aku berkarya dengan cinta. Dilakukan semaksimal mungkin, includenya apa itu bonus bagi saya. Beruntung orang tua, keluarga dan orang-orang terdekat saya tidak pernah menuntut untuk jadi apa. Mereka selalu menyupport semua yang saya lakukan, termasuk di modelling ini, terutama mamah saya,” beber perempuan yang pernah belajar di SD Punggur Sugih Blora tersebut.

Diceritakan dia, ia menekuni dunia modelling sejak duduk di semester 3. “Saya terjun ke dunia modelling sejak kuliah semester 3.  Awalnya dari dimntai tolong teman satu universitas jurusan Tata Busana untuk jadi modelnya dan memperagakan gaun buatannya,” beber dia.

Selain itu, lanjut dia, juga sering dimintai tolong teman juga untuk menjadi model foto teman saya. “Saya tertarik sama dunia modelling karena saya mencintai semua bentuk seni. Dan menurut saya modelling itu salah satu bentuk seni juga, baik seni fotografi atau modellingnya,” jelasnya.

Abita juga mengatakan, bahwa dirinya hanya fokus pada foto model. “Kalau saya lebih fokus k foto model, karena untuk catwalk tinggi saya kurang memenuhi sayarat. Ya, meskipun kadang juga sering catwalk juga kalau di acara peragaan busana tertentu. Tapi kalau untuk catwalk yang memakai aturan resmi dengan persyaratan standar tinggi badan saya tidak ikut,” tandas dia.

Selama ini, Abita mengaku sudah dapat job  pemotretan di beberapa daerah. “Kebanyakan job saya dari fotografer individual. Dan untuk konsep semua konsep yang saya ambil, kebanyakan casual. Tapi saya juga tidak sembarangan menerima job dengan konsep yang sudah ada, tetap dipilih yang sekiranya masih sopan dan diizinkan keluarga tentunya, saya tidak ambil job nude atau topless,” tegas dia.

Bukannya tidak profesional, lanjut dia, menurut saya tidak harus buka-bukaan untuk menjadi seorang model yang di kenal atau dibayar mahal dan saya rasa lebih ke kebijakan masing-masing modelnya,” jelasnya.

Selain model, kesibukan Abita saat ini juga menjadi guru les tari. “Karena saya kuliah di jurusan Pendidikan Seni Tari Unnes, kesibukan saya sekarang jadi guru les tari untuk beberapa murid les privat saya,” ungkap perempuan yang mengaku ikut kegiatan UKM kampus seperti UKM Tari dan Sabda Kinnara Unnes.

Ia juga mengatakan, ikut Marchingband, ikut komunitas fotografi, dan membuka jasa MUA, wardrobe dan join sama teman-teman buka WO. (Red-HJ99/Foto: Abita-dok).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here