Pelaku WM |
Pemalang.
Petaka yang menimpa Bunga terjadi pada sore hari ketika ia sedang bermainsendirian di halaman rumah, tiba-tiba dipanggil oleh kakeknya WM, sementara itu nenek dan ibunya sedang bekerja sehingga rumah mereka sepi dan ayah korban, Riwanto tinggal terpisah di Comal karena sedang tidak akur dengan WM.
Selanjutnya Bunga dipegang tangannya dan diseret oleh WM masuk ke dalam kamar dan di dalam kamar itulah WM melakukan aksi bejat terhadap cucunya sendiri, usai aksi pencabulan tersebut, WM memberi Bunga uang Rp 5.000,- (limaribu rupiah) sambil mengancam keras.
Bunga yang masih tinggal di rumah WM bersama ibunya merasa ketakutan, ia tidak berani menceritakan kejadian itu kepada orang lain, namun setiap kali kencing, ia merasa kesakitan. Gelagat yang tidak biasa itu dilihat oleh buliknya (bibinya). Curiga ada yang aneh dengan keponakannya itu, ia bertanya kepada Bunga.
buliknya itu, akhirnya Bunga mau bercerita, alangkah terkejut dan marahnya mereka mendengar penuturan bocah kecil kesayangan mereka.
Selanjutnya mereka memberitahukan kepada Riwanto sang ayah dan mendengar anaknya dicabuli, Rikwanto tidak bisa menerima perbuatan bejat bapak mertuanya dan melaporkan aksi bejat WM ke Polres Pemalang.
“Hasil visum dari RS Santa Maria Pemalang pada tanggal 14 April 2016 menunjukkan kemaluan korban mengalami lecet akibat gesekan benda tumpul, namun selaput dara tidak robek. Satgas Perlindungan Anak
Polres Pemalang telah melakukan penangkapan terhadap WM untuk penyelidikan lebih lanjut dan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelas Kapolres Pemalang AKBP. Kingkin Winisuda SH, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP R. Haryo Setyo, S.H., M.Krim.
Diperoleh informasi WM yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak di Tanjung Priokdikenal oleh tetangganya sebagai kakek genit dan suka colak-colek
wanita dan sa’at kejadian kebetulan WM sedang pulang kampung.