Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) |
“Kearifan lokal di Jateng merupakan kekuatan untuk penanggulangan bencana,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa (26/4/2016).
Ganjar mencontohkan alat tradisional berupa kentongan dapat dimaksimalkan fungsinya sebagai alat peringatan dini atau “early warning system” terhadap suatu bencana.
“Kalau kita pukul kentongan tiga kali, maka ada kebakaran, kalau kami pukul empat kali dan terus-menerus berarti sedang terjadi banjir,” ujarnya.
Menurut Ganjar, salah satu kehebatan Jawa Tengah terletak pada kearifan lokal yang berbeda di tiap daerah.
“Inilah mengapa masyarakat kita jadikan subjek atau aktor utama dalam penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya Jawa Tengah,” katanya.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri ASEAN Committee on Disaster Management 2016 di Ballroom Gumaya Tower Hotel Semarang.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengapresiasi kearifan lokal berupa semangat gotong royong warga pascaterjadinya bencana alam.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana menerapkan program desa tangguh bencana secara bertahap di semua desa di Jateng guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai bencana alam.
Ada enam desa yang akan menjadi percontohan program desa tangguh bencana di antaranya di Desa Widoropayung, Cilacap, Desa Taman Agung, Magelang, dan Desa Balerante, Klaten.
Pemprov Jateng juga akan mengalokasikan anggaran, membuat regulasi, dan memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait dengan rencana penerapan program desa tangguh bencana.(Red-HJ99/Ant).