Sofia Jayadiningradt |
Bagi Sofia Jayadiningradt, yang paling utama dimiliki oleh seorang model bukanlah cantik fisik. Sebab, menurut pemilik nama lengkap Siti Sofiatun ini, modal fisik saja tidak cukup, dan model harus memancarkan inner beauty.
“Kalau menurut saya, menjadi model kalau fisik itu relatif ya. Tapi nggak harus cantik, yang terpenting inner beauty ya,” ujar Sofia kepada Harian Jateng, Sabtu (30/4/2016).
Dijelaskan dia, bahwa dirinya terjun ke modelling juga bukan berawal karena mengikuti sekolah modelling. “Saya tidak sekolah model diulu. Cuma saya belajar dari hunting-hunting mini, mlipir sama teman-teman fotografer, kalau waktu lagi senggang, di sela pekerjaan,” ungkap perempuan yang juga akrab disapa Sofia Jayadiningradt tersebut.
Saya sangat berterima kasih sama teman-teman fotografer yang sudah mau ngajak mlipir hunfot bareng. “Terutama Bapak Tarida Sihaputar, Bapak Denny Carmello dan Mas Yudha. Merekalah yang berjasa mengenalkan saya di dunia modeling,” tandas perempuan kelahiran Kendal 01 Januari 1988 tersebut.
Utamakan Inner Beauty
Bagi Sofia, kecantikan fisik akan semakin memancar jika didukung kecantikan rohani atau inner beauty yang dimiliki oleh perempuan, terutama model. “Saya terjun ke dunia modelling, baru beberapa bulan ini aja. Kalau awalnya sih saya cuma iseng-iseng saja buat nuruti hobi berfoto. Suka-dukanya jadi model itu sih lebih banyak senangnya daripada dukanya. Duka pling kalau hunfot hujan, itu hal paling merepotkan,” ujar perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai Beauty Advisor atau consultan kecantikan tersebut.
Ada pengalaman lucu, kata dia, saya pernah ikut lomba hanya karena saya tidak fiting baju dari wandrob. “Sampai loksi, saya telat dan gaunnya nggak muat. Alhasil hanya bisa lihatin teman model lainnya berpose ria,” beber dia.
Saya lebih suka di dunia foto model, kata Sofia, karena saya lebih suka difoto dengan pose dan tema-tema yang menarik dan unik daripada berjalan lenggak-lengggok di catwalk.
Dijelaskan dia, sampai detik ini belum menjajal foto nude. “Saya belum pernah foto nude. Saya sudah sering mendapat beberapa tawaran dari beberapa fotografer dan saya menolak, karena saya merasa belum siap aja kalau untuk buka-bukaan. Kalau menurutku, penilaian nude itu bergantung cara pandang orang masing-masing yang mengartikan. Kalau saya pribadi si nude itu emang agak sensitif ya konotasinya. Cuma kalau saya si lebih ke hal yang positifnya, yaitu lebih ke hasil keseniannya,” papar dia.
Sofia pun menjelaskan, untuk menjadi model top harus terus belajar. “Tipsnya ya selalu belajar dan belajar. Jangan pikirkan berapa uang yang kita dapat tapi seberapa besar hasil karya kita diknal orang-orang. Jalin keakraban dan kebersamaan antara model sama fotografer supaya terjalin kekeluargaan yang top,” ujarnya. (Red-HJ99/Foto: Sofia).