Penyandang gangguan jiwa |
Pemalang, Harianjateng.com – Kabupaten Pemalang adalah urutan kedua (runner-up) penyandang gangguan jiwa se Jawa Tengah setelah Kabupaten Pati. Dari data yang ada, tercatat ada 829 orang yang menyandang penyakit gangguan jiwa, tersebar di 14 kecamatan wilayah Kabupaten Pemalang.
Atas angka yang cukup menakjubkan tersebut, makanya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan prioritas untuk melakukan penanganan dengan menggandeng pihak RSJ Amino Gondohutomo Semarang untuk melatih Kader Sehat Jiwa (KSJ) sebaai kepanjangan tangan untuk menganagi ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) di Pemalang.
Perawat Konsultan RSJ Amino Gondohutomo Semarang, Titi menyampaikan, berdasarkan data di isntitusinya, ranking pertama untuk penyandang ODMk se Jawa Tengah adalah Kabupaten Pati dengan jumlah diatas 1.000 orang, sementara urutan kedua adalah Kabupaen Pemalang dengan jumlah 829 orang.
“Dari jumlah tersebut faktor kehilangan pekerjaan mendominasi faktor penyebabnya,” ujarnya di sela-sela melakukan pelatihan KSJ di Balaidesa Sidorejo Kecamatan Comal, Kamis (12/5/2016).
Labih lanjut, Titi menjelaskan, ODMK atau gangguan jiwa penyebabnya multi faktor, diantaranya adalah karena kehilangan anggota keluarga, kehilangan kesehatan fisik, keinginan yang tinggi tetapi tidak tercapai dan kehilangan pekerjaan, termasuk support dari lingkungan yang akhir-akhir ini kurang peka dan masih bersifat individual juga menjadi salah satu penyebabnya.
“Sampel yang hari ini kami temui adalah pasien gangguan jiwa mengutarakan bahwa dirinya menganggur, ingin pemerintah memberikan fasiliats pekerjaan baginya,” jelasnya.
Pelatihan dilakukan selain materi teori juga praktik dan kunjungan langsung ke warga ODMK bersama KSJ yang mendatangi penyandang gangguan jiwa. Kader diberikan tata cara bagaimana menghadapi seorang yang terkena gangguan jiwa sampai dengan upaya untuk bisa berkomunikasi dengannya, seingga bagaimana mendekatkan diri selaku pelayanan kesehatan agar sampai ke akar pemasalahan.
“Sekarang arahnya adalah yang sehat jiwanya supaya tetap sehat, yang berisiko akan terjadi gangguan jiwa bisa dicegah sehingga bisa sehat, dan yang terganggu jiwanya bisa dirawat dan diberdayakan sesuai dengan kemampuannya agar bisa sehat dan mandiri,” paparnya.
Latar belakang adanya KSJ adalah dulu dalam penanganan orang gangguan jiwa hanya yang sudah terganggu jiwanya, kemudian mereka di bawa ke RSJ, mengingat kapasitas terbatas, dan ternyata fenomena gunung es situ ada, dari 100 orang gangguan jiwa yang ditangani, ternyata ada dan muncul 1000 orang dengan gangguan jiwa di masyarakat, sehingga penangannya dirubah yaitu upaya dini bagi yang sehat, yang beresiko bisa dicegah dan yang sudah terganggu bisa diatasi.
Sementara itu Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Pemlaang, dr. A. Sri Widyastuti menyampaikan, pelatihan kader sehat jiwa yang ditepatkan di balaidesa Sidorejo Kecamatan Comal merupakan pilot project dalam rangka desa sehat jiwa dan kecamtan sehat jiwa. Para kader dilatih agar bisa mendeteksi warga sekitarnya agar menjadi masyarakat yang sehat jiwanya.
“Ini dilaksanakan 3 hari berturut-turut,” jelasnya.
Dari kegiatan tersebut outputnya adalah menjadikan desa dan kecamatan sehat jiwa, dapat mendeteksi sejak awal warganya yang mengalami gangguan jiwa sehingga bisa ada penanganan lebih lanjut. Kader diambil setiap desa 3 orang, sebagai awal dilakukan pelatihan di wilayaah Kecamatan Comal sebagai percontohan, ke depan akan merambah ke seluruh kecamatan di wilayah kabupaten Pemalang. (Red-HJ99/JL).