Menristekdikti Prof. M. Nasir, Ph.D. |
Kudus, Harianjateng.com – Posisi tawar bangsa Indonesia harus ditingkatkan, dengan jalan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), apalagi di tengah persaingan global seperti sekarang ini, termasuk di dalamnya dengan telah berjalannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Itulah poin penting yang disampaikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. M. Nasir, Ph.D.Ak. saat berbicara dalam kuliah tamu di Universitas Muria Kudus (UMK), Senin (16/5/2016).
Kuliah tamu yang diselenggarakan di Auditorium Kampus UMK dan diikuti lebih dari seribu mahasiswa itu, Menristekdikti menyampaikan materi bertajuk ‘’Posisi Tawar Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN’’.
Kuliah tamu antara lain dihadiri Prof. Dr. Ali Ghufron M. M.Sc. Ph.D (Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti), Dr. Ir. Agus Indarjo M.Ph (sekretaris Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti), Prof. DYP Sugiharto M.Pd.Kons (koordinator Kopertis VI), Dr. Suparnyo SH. MS. (Rektor UMK), Drs. Noor Yasin MM (Sekretaris Daerah Kudus) mewakili Bupati Kudus H. Musthofa, jajaran Pengurus Yayasan Pembina UMK, serta pimpinan universitas dan fakultas.
Prof. M. Nasir Ph.D.Ak. menyampaikan, saat ini penduduk ASEAN yang jumlahnya sekitar 600 juta jiwa bebas keluar masuk negara sesama anggota ASEAN, khususnya pada delapan bidang profesi yang sudah diatur dalamMutual Recognition Agreement (MRA), yaitu insinyur, arsitek, tenaga survei, dokter, dokter gigi, perawat, akuntan dan tenaga pariwisata.
‘’Apa yang harus dilakukan, termasuk oleh sivitas akademika UMK? Karena ini kompetisi, maka kita harus meningkatkan kompetensi. Sumber Daya Manusia (SDM) harus dikembangkan,’’ tegasnya.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kualitas diri, Menristekdikti pun berpesan agar kompetensi dan kualitas diri senantiasa ditingkatkan. ‘’Adik-adik mahasiswa UMK, jangan nyari kerja di Kudus saja setelah lulus, bisa juga ke luar negeri seperti Singapura atau Jepang,’’ katanya.
Dia mengisahkan, suatu kali saat berkunjung ke Swedia, bertemu dengan seorang dosen asal Indonesia dan jadi profesor di sana. ‘’Artinya apa, kita (Indonesia-Red) ini punya kemampuan dan SDM berkualitas,’’ ungkapnya.
Menteri yang juga guru besar Universitas Diponegoro (Undip) itu juga menyinggung banyaknya peluang dari berbagai bidang lain, seperti animasi, tata busana dan tata boga merespons lontaran dari Sekda Kudus, Noor Yasin.
‘’Banyak produk-produk animasi dunia yang animatornya tak sedikit ada peran orang Indonesia. Industri hiburan juga banyak yang kemudian didorong untuk dibuat animasi. Agar skill di berbagai bidang itu diakui, maka harus tersertifikasi. Dengan sertifikasi, maka akan menghasilkan skill-skill yang baik dan kualitas,’’ tuturnya. (Red-HJ99).