![]() |
Ganjar Pranowo (kiri) |
Semarang, Harianjateng.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memprioritaskan pelajar yang berasal dari keluarga tidak mampu atau miskin untuk mendapat beasiswa dari berbagai pihak agar dapat terus melanjutkan pendidikan hingga tahap akhir.
“Tidak hanya diberi fasilitas, para pelajar dari keluarga miskin juga harus mendapat jaminan bahwa beasiswa melalui CSR (corporate social responsibility) atau pun APBD benar-benar digunakan untuk pendidikannya,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat (10/6/2016).
Ganjar menginginkan pelayanan di bidang pendidikan, terutama untuk pelajar dari keluarga miskin, dapat terintegrasi dengan sistem pengurangan angka kemiskinan di Jateng yang masih mencapai 4,5 juta jiwa.
Menurut Ganjar, angka kemiskinan di Jateng dapat diturunkan dengan memberikan fasilitas pendidikan kepada pelajar dari keluarga miskin.
“CSR dari perusahaan-perusahaan swasta yang tersebar di Jateng dapat diarahkan untuk membantu pengentasan kemiskinan di daerah masing-masing,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov Jateng menargetkan penurunan angka kemiskinan hingga 9,93 persen pada 2018 sesuai dengan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Tahun 2015-2018 yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 72 Tahun 2015.
Berbagai upaya pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah disepakati akan menggunakan data utama hasil pemutakhiran basis data terpadu 2015 dari tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
“Data dari TNP2K itu data “by name by address” di seluruh Jateng dan akan dibagi per kabupaten/kota agar menjadi basis data utama pengentasan kemiskinan di daerah masing-masing,” katanya.
Fokus penanganan kemiskinan, kata Ganjar, bukan hanya keluarga miskin, tapi juga rentan miskin, sedangkan upaya pencegahannya selain dengan pengendalian inflasi dan menerapkan kebijakan makro, juga membantu melalui pelatihan, maupun pendampingan. (Red-HJ99/Ant).