PLN Bangun Sutet Lewat 14 Daerah se Jateng

10
Ilustrasi: Sutet yang melintas rumah warga. (Foto: www.pln.co.id).

Semarang, Harianjateng.com – Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara berencana membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kilovolt sebanyak 1.055 menara yang melintasi 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah guna pendistribusian energi agar bisa memenuhi kebutuhan listrik di masyarakat.

“Ke-14 kabupaten/kota itu terbagi dalam jalur transmisi Ungaran-Mandirancang yang melintasi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Tegal serta jalur transmisi Tanjungjati-Pedan yang melintasi Kabupaten Brebes, Jepara, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Semarang,” kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan XVI Amihwanuddin di Semarang, Senin (13/6/2016).

Hal tersebut disampaikan Amihwanuddin saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja gubernur.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan SUTET dari Tanjung Jati (Ungaran) menuju Cibatu (Indramayu, Jawa Barat) sepanjang 660 kilometer mendesak untuk dibangun guna pendistribusian daya listrik interkoneksi Jawa-Bali bagian tengah.

“Melalui SUTET ini nantinya seluruh pembangkit listrik berdaya ribuan mega watt yang dihasilkan dari PLTU Batang (sedang dalam tahap pembangunan) dan PLTU Adipala Cilacap akan disalurkan ke masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini rencana pembangunan SUTET dengan anggaran Rp10 triliun masih memasuki tahap penentuan lokasi.

“Kalau proyek ini tidak selesai, bisa dipastikan beberapa tahun mendatang di Jawa tidak akan berkembang distribusinya, apalagi, dari target (produksi daya listrik) 35.000 mega watt, ada 7.200 MW yang akan diselesaikan pada 2019,” katanya.

Untuk pembangunan satu “tower”, kata dia, dibutuhkan lahan berukuran 40 meter x 40 meter dan sekarang sedang dilakukan identifikasi pemilik lahan.

“Selain pembebasan lahan untuk pembangunan ‘tower’ SUTET, kami juga akan memberikan kompensasi terhadap lahan dan ganti untung tanaman yang dilalui SUTET,” ujarnya.

Ia mengharapkan proses pembebasan selesai pada Desember 2016 sehingga pekerjaan konstruksi dapat dimulai pada Januari 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019,” ujarnya.

Ia mengakui pembebasan lahan yang penetapan lokasi masih dalam proses di Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini tidak mudah, dan ketika izin sudah keluar, akan segera dilakukan sosialisasi secara besar-besaran dengan melibatkan semua pihak.

“Masalah kebutuhan listrik, butuh tidak butuh harus disiapkan, supaya negaranjmaju. Indonesia masih jauh tertinggal untuk ketersediaan listrik. Sekarang investor mulai masuk dan sebelum investor masuk, kami harus jalan dulu karena jika PLTU Batang sudah selesai dibangun tapi (SUTET) ini tidak, ya tidak ada gunanya, mau disalurkan ke mana listriknya?,” katanya.

Menanggapi rencana tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik rencana pembangunan SUTET dan mendukung pemenuhan energi listrik bagi masyarakat.

“Saya minta proses pembebasan lahan benar-benar disiapkan, identifikasi mana yang termasuk lahan warga, mana lahan Perhutani, maupun mana lahan kas desa, harus jelas benar sehingga nantinya tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari,” ujarnya.

Identifikasi, kata Ganjar, sangat penting karena kalau sudah ada datanya, bisa dicicil, kerja sama dengan BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan sampaikan kepada masyarakat jika proyek ini penting,” ujarnya. (Red-HJ99/Ant).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here