 |
| Veronica Colin saat pemotretan. |
Bagi Veronica Colin, model utama menjalankan dunia modelling adalah percaya diri. Tidak heran, perempuan ini sudah menikmati dunia modelling dengan sepenuh hati.
“Saya terjun ke dunia modeling baru tahun kemarin akhir bulan Oktober lalu dan fokus foto model,” ujar Veronica Colin kepada Harianjateng.com, Minggu (19/6/2016).
Di dunia modelling, saat ini nude art sudah menjadi pilihan. Tidak sedikit, para model pemula juga langsung terjun ke genre ini. Namun bagi perempuan kelahiran Manado Sulawesi Utara, 6 Oktober 1996 ini menegaskan, bahwa bagi dirinya, nude art dan foto toples menjadi salah satu hal menantang di dunia modelling.
“Nude art itu buat aku adalah tantangan seorang model dan nggak semua model bisa berfoto nude,” papar dia.
Nude art itu, lanjut dia, adalah foto yang digambarkan dengan karya dan bentuk yang bagus, bukan segi pornonya. “Nude itu bukan pornografi, semua bergantung orang yang menilainya,” papar dia.
Sampai saat ini, ia sudah melakukan pemotretan di sejumlah tempat. “Di bukit Manado, air terjun yang paling berkesan. Momen paling berkesan pas foto nude di bukit yang tinggi tanpa busana harep-harep bukit iut kosong tanpa penghuni, nggak tahunya ada penghuni di bukit itu,” beber perempuan yang mengaku fokus di modeling tersebut.
Ia juga memberikan tips dan cara menjalani dunia modelling. “Tipsnya cuma percaya diri, punya tekat yang berani,” beber perempuan yang pernah pemotretan nude out door dan mood fun hunting tersebut.
Ia juga mengatakan, bahwa selain mendapatkan pengalaman dan pundi-pundi rupiah, bagi dia seorang model juga sangat strategis mempromosikan wisata. “Semaksimal seorang model bisa memprimosikan dan membuat lebih indah wisata tersebut dengan talent seorang model yang indah dan erotik,” tandas dia.
Ke depan, ia berharap bisa lebih sukses di dunia modelling. “Harapan di tahun ini agar bisa lebih sukses saja di dunia foto model,” pungkas dia. (Red-HJ99/Veronica).
