Suasana pengawalan demo mogok bus di Pemalang. |
Pemalang, Harianjateng.com – Belasan mobil dinas yang terdiri dari Truk, Bus, sedan dan mobil Patroli Police Backbone milik Polres Pemalang, Kejaksaan Negeri, DPRD, SKPD Pemerintah Kabupaten Pemalang, ngompreng atau digunakan untuk mengangkut penumpang masyarakat umum dan siswa sekolah dari Pemalang ke Randudongkal dan ke Belik.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi aksi mogok beroperasinya mikrobus 3/4 jurusan Pemalang ke selatan seperti Randudongkal/Moga/Belik dan Purwokerto, sehingga tidak ada penumpukan penumpang dan aktivitas masyarakat berjalan lancar seperti biasa, Rabu (20/7/2016).
Pengerahan mobil dinas untuk mengangkut penumpang dimulai oleh Polres Pemalang sejak Senin siang (18/7), hingga kemudian jumlahnya ditambah pada Selasa pagi secara besar-besaran dengan mengerahkan dari semua dinas / instansi yang memiliki kendaraan yang bisa untuk mengangkut penumpang. Bahkan warga yang menggunakan mobil bantuan tersebut tidak dipungut biaya sama sekali.
Selain mengawaki mobil – mobil dinas untuk mengangkut penumpang, Polres Pemalang juga mengerahkan personelnya untuk mengamankan jalur jalan dari Terminal Induk Pemalang, Sirandu, Bantarbolang, Randudongkal, Moga sampai ke Belik.
Kapolres Pemalang AKBP KINGKIN WINISUDA, S.H., S.I.K., melalui Kasubbaghumas AKP LIESTYOWATI, S.H., ditemui saat melakukan pemantauan di Sirandu menjelaskan, mogok angkutan umum jenis mikrobus 3/4 jurusan Pemalang ke selatan disebabkan mereka memprotes adanya dua bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) yang ngetem di Belik pada pagi dan sore hari pasca Lebaran sehingga mengurangi penumpang yang biasanya menjadi jatah mereka.
Untuk itu sebagai bentuk pelayanan prima pada masyarakat seluruh mobil Dinas Polres selain untuk melakukan patroli juga diperintahkan untuk membantu masyarakat, khususnya anak – anak sekolah yang akan berangkat maupun pulang yang ditemui di tepi jalan. Sehingga selain tetap melakukan tugas dinas Kepolisian seperti biasanya sekaligus bisa membantu masyarakat yang sedang membutuhkan, khususnya dalam transportasi karena adanya pemogokan yang sedang dilakukan oleh awak bus 3/4.
Dan sebelum terjadinya mogok, “Telah dilakukan mediasi antara Warga Belik, Paguyuban angkutan, Dishub dan Polres Pemalang yang pada intinya meminta bus 3/4 untuk beroperasi kembali dengan tarif sesuai ketentuan, serta melarang Bus AKAP jurusan Jakarta (ngetem) di Belik sebelum mendapatkan ijin, namun Bus tetap ngetem, sehingga mogokpun terjadi ” tambahnya.
Aminah (40 th) warga Randudongkal yang mengaku sangat terbantu dengan banyaknya mobil bantuan yang disediakan, apalagi penumpang tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya saja ia berharap pemogokan oleh awak angkutan segera berakhir, karena sedikit banyak jelas akan merugikan baik bagi masyarakat maupun awak angkutan sendiri.
Sementara wajah gelisah ADI (16 th) nampak kentara pasalnya sudah beberapa menit ia menunggu angkutan di Desa Lenggerong Kecamatan Bantarbolang namun tidak ada bus 3/4 yang melintas, padahal waktu semakin mepet untuk masuk sekolah. Kegelisahannya semakin bertambah ketika mobil patroli dengan lampu hazard yang menyala berhenti tiba-tiba di depannya, namun binar senyum langsung memancar ketika petugas yang turun dari mobil justru menawarinya untuk mengantarkan ke sekolah karena sedang ada pemogokan awak bus sehingga tidak ada angkutan yang beroperasi. Menurut Adi ia memang setiap hari harus naik kendaraan angkutan umum untuk menuju sekolah dari rumahnya yang berjarak kurang lebih sekitar 5 Kilometer, pada Hari Senin sebelumnya sebenarnya tidak ada masalah karena angkutan bus banyak yang beroperasi seperti biasanya. Namun ia tidak mengerti mengapa sekarang tidak ada satupun yang melintas padahal sudah hampir 15 menit menunggu.
“Tadinya takut tapi akhirnya senang karena baru pertama kali naik mobil sedan pak Polisi, malah akhirnya jadinya teman-teman banyak yang nanya gimana cara bisa naik mobil patroli karena mereka ternyata juga ingin merasakan,”tandasnya lugu, Selasa (20/7/2016).