![]() |
Ilustrasi |
Semarang, Harianjateng.com – Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Juli 2016 turun 47,29 persen dibandingkan Juni pada tahun sama menyusul perekonomian global yang belum pulih..
“Untuk bulan Juli nilai ekspornya sebesar 287,33 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau turun jika dibandingkan ekspor Juni sebesar 545,13 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Senin (15/8/2016).
Sedangkan ekspor kumulatif Januari-Juli 2016 mencapai 3.082,59 juta dolar AS atau turun 3,25 persen dari ekspor kumulatif periode sama tahun sebelumnya sebesar 3.186,18 juta dolar AS.
Kondisi yang sama juga terjadi untuk impor Jawa Tengah bulan Juli 2016. BPS mencatat, nilai impor Jateng pada bulan tersebut mencapai 641,59 juta dolar AS atau turun sebesar 28,29 persen dibandingkan dengan impor bulan Juni tahun yang sama yang mencapai 894,77 juta dolar AS.
Jika dibandingkan dengan bulan Juli 2015, nilai impor bulan Juli 2016 mengalami penurunan sebesar 21,47 persen.
Untuk impor kumulatif Januari-Juli 2016 mencapai 4.987,81 juta dolar AS atau turun 24,79 persen dari ekspor kumulatif Januari-Juli 2015 sebesar 6.632,13 juta dolar AS.
Sebelumnya, terkait dengan fluktuasi ekspor maupun impor tersebut, Ekonom Undip Wahyu Widodo mengatakan kondisi tersebut terjadi karena ekonomi global yang belum stabil sehingga berdampak pada fluktuasi permintaan pasar.
Pihaknya berharap, Pemerintah jangan hanya mengembangkan sektor tekstil tetapi juga harus sektor lain salah satunya yang berbahan baku lokal, misalnya carica.
Menurut dia, jika pelaku usaha dan Pemerintah dapat mengoptimalkan pemasaran produk tersebut akan memperoleh hasil yang maksimal mengingat hingga saat ini hanya ada dua produsen carica terbesar di dunia yaitu Indonesia dan Brasil.
“Hanya dua negara ini penghasil carica terbesar, kondisi ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan pangsa pasar di luar negeri, selain itu juga mengurangi ketergantungan impor bahan baku dari asing,” katanya. (Red-HJ99/ant).