Gubernur Jateng bersama istri. |
Semarang, Harianjateng.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaknai kemerdekaan Republik Indonesia dengan meladeni rakyat sebagai salah satu bentuk reformasi birokrasi.
“Membangun fisik buat saya jauh lebih mudah, tapi membangun mental untuk mau melayani itu yang sulit. Arti kemerdekaan buat saya dan birokrasi adalah meladeni, ‘dadi babune rakyat’ (menjadi pelayan rakyat),” kata Ganjar di Semarang, Rabu (17/8/2016).
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Kemerdekaan Ke-71 Republik Indonesia di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang.
Menurut dia, reformasi birokrasi berupa birokrasi yang tidak korupsi dan birokrasi yang bisa melayani harus dilakukan secara serius oleh jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pelayanan yang mudah, murah, dan cepat, kata Ganjar, harus menjadi ukuran pelayanan yang bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat serta bisa dipertanggungjawabkan sehingga harus akuntabel dan transparan.
“Dua hal itulah yang diharapkan bisa memberikan arti kemerdekaan dalam konteks pelayanan kepada masyarakat,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Ganjar menilai jika masih ada pungutan liar di sekolah atau masyarakat tidak bisa mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan yang baik, maka masyarakat belum dapat merasakan kemerdekaan.
“Terkait dengan reformasi birokrasi di Jateng, saya melihat ada gerakan perubahan yang luar biasa dan ini bagian yang bagus, meskipun tentu belum 100 persen,” kata mantan anggota DPR RI itu.
Selain dihadiri oleh pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng, beberapa mantan Gubernur Jawa Tengah seperti Mardiyanto dan Bibit Waluyo juga terlihat mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-71 Republik Indonesia. (Red-HJ99/ant).